NTT Masuk Puncak Kemarau, BMKG Ingatkan Ancaman Krisis Air

  • Whatsapp
Ilustrasi Kekeringan

Kupang – BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan peringatan dini ancaman krisis air setelah daerah itu memasuki puncak kemarau akhir Agustus 2022.

Berdasarkan laporan Stasiun Klimatologi, saat ini seluruh zona musim di NTT berada dalam periode musim kemarau. Karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat perlu mewaspadai ancaman bencana kekeringan.

Read More

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmattulloh Adji mengatakan kemarau panjang berdampak terhadap sektor pertanian yang mengandalkan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah yang mengakibatkan kelangkaa air bresi, serta potensi kemudahan terjadinya kebakaran.

“Sesuai data hari tanpa hujan menunjukkan di beberapa wilayah NTT mengalami hari tanpa hujan berturut-turut lebih dari 21 hari hingga lebih dari 61 hari, dan prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa beberapa wilayah di NTT
diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah atau kurang dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang lebih dari 70%. Kedua kondisi ini memenuhi syarat untuk dikeluarkan peringatan dini,” ujarnya yang dikutip dari keterangan tertulis di grup WhatsApp, Minggu (28/8/2022).

Rahmattulloh Adji mengatakan, sampai akhir Agustus 2022, ada lima kecamatan yang tersebar di empat kabupaten masuk wilayah awas kekeringan yaitu Kota Raja dan Oebobo di Kota Kupang, Rote Barat Laut di Kabupaten Rote Ndao, Hawu Mehara dan Raijua di Kabupaten Sabu Raijua, serta Haharu di Kabupaten Sumba Timur.

Selain itu, sekitar 39 kecamata yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota masuk daerah siaga kekeringan, dan tujuh kecamatan di empat kabupaten masuk kategori waspada kekeringan. (*/mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.

1 comment