Kupang–Usaha perdagangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan menggembirakan.
Peningkatan usaha perdagangan ditandai dengan jumlah pelaku usaha yang terus meningkat, serta distribusi dan ketersediaan berbagai jenis komoditi perdagangan yang makin lancar.
Hal ini terlaksana karena adanya pembinaan dan pengawasan yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah terhadap pelaku usaha. Selain itu adanya koordinasi dan kerja sama yang terus terbangun antara pelaku usaha dengan aparatur pemerintah di daerah serta stakeholder lainnya.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan itu lewat sambutan yang dibacakan Asisten III Alexander Sena pada acara pembukaan Pemeran Produk Unggulan dan Investasi Jawa Timur 2015 serta kegiatan misi dagang di Kupang, Kamis, (26/11/2015).
Produk unggulan yang dipamerkan antara lain tekstil, kulit dan produk kulit, alas kaki, kerajinan, kosmetik, serta makanan dan minuman. Pameran berlangsung empat hari mulai 26-29 November 2015. Kegiatan ini digelar guna meningkatkan investasi dan aktivitas perdagangan antara kedua provinsi.
Menurut Alexander, sebagai daerah kepulauan, NTT memiliki keanekaragaman potensi mulai dari hasil perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan yang diantarpulaukan ke daerah lain terutama Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
“Keanekaragaman potensi daerah ini perlu di optimalkan dalam rangka kerja sama yang baik antara Jawa Timur dan NTT,” ujarnya.
Sesuai data bongkar muat yang dikeluarkan PT. Pelindo Cabang Kupang menyebutkan volume perdagangan antarpulau yang terbesar masuk ke NTT berasal dari Jawa Timur.
Jawa Timur mengirim beras, gula, terigu, minyak goreng, serta kebutuhan pangan lainnya, sedangkan material konstruksi yang dikirim ke NTT yakni besi beton, seng, semen, besi siku, pipa besi, kaca jendela dan pintu, serta produk IKM lainnya
Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan Jawa Timur Drajat Irawan mengatakan volume perdagangan antarpulau keluar dari NTT juga mengalami peningkatan dari sisi jumlah dan jenis, antara lain biji mete, kopra, asam, kemiri, siri hutan, cengkeh, kunyit, kuda, sapi, kerbau, kayu jati, batu-batuan, dan ikan.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag NTT Kirenius Talo berharap ajang ini menciptakan transaksi jual-beli produk serta terjadi kontrak kerja antar pelaku usaha sehingga membangun iklim investasi dan melakukan usaha perdagangan.
“Kegiatan ini harus menimbulakan animo yang besar dari pelaku usaha, dengan demikian dapat digelar setiap tahun demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” ujarnya. (Indah Purnama Ayu)