Menteri Nadiem-Plan Indonesia Dorong Pendidikan Setara Bagi Anak dan Siswa

  • Whatsapp
Dengar Pendapat Siswa dengan Mendikbut Nadiem Makarim/Plan Indonesia

Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menerima delegasi anak dampingan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dalam pertemuan daring melalui zoom meeting, Kamis (18/6/2020)

Plan Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mendapat masukan langsung dari anak tentang proses pembelajaran selama masa pandemik covid-19. Acara
ini diikuti sekitar lima puluh anak dari berbagai kabupaten dan kota.

Read More

Anak-anak yang terlibat khususnya adalah yang tinggal di wilayah terpencil, kepulauan, daerah tertinggal serta anak dengan disabilitas berpartisipasi dalam forum ini. Rapat dengar pendapat anak ini bertujuan menyediakan ruang aman bagi anak dan kaum muda dalam menyampaikan harapan, gagasan dan rekomendasi kepada pemerintah terkait dampak pandemik covid-19 terhadap kehidupan anak dan siswa didik dalam konteks pemenuhan hak atas akses belajar yang aman.

Pandemik covid-19 memberikan dampak yang berbeda bagi orang dewasa dan anak-anak. Anak-anak terdampak secara langsung dan tidak langsung akibat perubahan lingkungan dan disrupsi di beragam sektor termasuk dalam sistem pendidikan, sistem layanan perlindungan anak, kehidupan ekonomi keluarga, intensitas pengasuhan, serta perubahan interaksi sosial masyarakat.

Menteri Nadiem mengapresiasi Plan Indonesia yang telah memfasilitasi kegiatan dengar pendapat daring bersama anak dan kaum muda dalam masa wabah corona saat ini.

“Saya senang sekali dapat berdialog langsung dan mendengar cerita, tantangan serta gagasan kreatif anak-anak dan kaum muda. Kami akan terus berupaya agar seluruh anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang setara, bukan hanya infrastruktur melainkan juga kesempatan, khususnya bagi anak perempuan,” kata Nadiem.

Anak-anak menyampaikan beberapa isu dan rekomendasi dalam pertemuan tersebut. Beberapa diantaranya adalah tantangan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang belum ramah anak dan inklusif; infrastruktur dan akses teknologi yang belum merata seperti internet, listrik termasuk alat komunikasi seluler, komputer, TV dan radio.

Selain itu, alokasi dana BOS dirasa belum efektif mengjangkau siswa dan mahasiwa dalam PJJ, dukungan dan dampingan orang tua serta guru yang belum maksimal, tugas yang terlalu berat tanpa dampingan guru,
termasuk beban ganda di rumah khususnya bagi anak perempuan. Di wilayah pedalaman, PJJ dirasa kurang maksimal khususnya untuk daerah yang tidak terjangkau listrik dan internetdengan fasilitas pendidikan, jumlah dan kapasitas tenaga pendidik yang sangat terbatas.

Direktur Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan anak berpotensi mendapatkan beban
ganda, khususnya bagi anak perempuan yang diminta mengerjakan pekerjaan rumah tanggabdan tugas sekolah.

“Beban tugas anak yang terlalu banyak dengan format pengumpulan tugas yang beragam membebani anak serta orang tua yang mengawasi selama belajar dari Rumah, dan beban ganda ini dapat menganggu kondisi psikologi anak dan orang tua,” ujar Dini.

Data terbaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dampak pandemik covid-19 pada sektor pendidikan dirasakan oleh 3.147.870 guru dan 53.702.577 murid sekolah di Indonesia, termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA/SMK/sederajat, serta pendidikan tinggi, pendidikan keagamaan, pesantren, pendidikan masyarakat, dan pendidikan pelatihan (sumber: Kemendikbud RI 2020).

Dalam upaya mendukung program pemerintah, Plan Indonesia telah melakukan tanggap darurat masa dengan memastikan perlindungan hak anak di masa pandemik covid-19, khususnya anak perempuan, anak penyandang disabilitas, anak dalam keluarga ekonomi lemah, dan anak di wilayah terpencil yang sulit akses logistik dan infrastruktur.

Wilayah tanggap covid-19 Plan Indonesia yaitu Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nagekeo, Lembata, Belu, Malaka, Manggarai, Nusa Tenggara Barat di Lombok Barat, Lombok Utara dan Mataram, Sumbawa, DKI Jakarta di 18 kelurahan dan Jawa Tengah.

Hingga saat ini tercatat 328.757 anak dan orang dewasa sebagai penerima manfaat langsung tanggap darurat Plan Indonesia dalam bentuk penyediaan air bersih dan alat kebersihan serta kegiatan promosi kebersihan.

Sekitar 35 persennya adalah anak-anak, dimana 57.608 anak perempuan dan 173 penyandang disabilitas (80 perempuan, 93 laki-laki), serta 33 persen perempuan dewasa dan 32 persen laki-laki dewasa. (plan)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.