Kupang—Lintasntt.com: Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Ibrahim Agustinus Medah minta Gubernur Frans Lebu Raya memusnahkan rumpon (rumah ikan) yang diletakan di perairan daerah itu.
Pasalnya rumpon diletakan tidak beraturan sehingga menghambat migrasi dan perkembangbiakan ikan. Menurut Medah, pemusnahan rumpon merupakan langkah tempat sebagai respon daerah terhadap gerakan penyelamatan ikan yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti.
“Tidak mungkin Menteri Kelautan dan Perikanan dibiarkan melakukan gebrakan sendiri, tidak mungkin beliau bergerak sendiri. Beliau harus didukung oleh perangkat di daerah, gerakan juga harus dilakukan di daerah,” katanya saat diskusi bersama Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Abraham Maulaka bersama sejumlah pejabat di kantor DPD Perwakilan NTT di Kupang, Senin (29/12).
.
Untuk pemusnahan rumpon, Gubernur Frans Lebu Raya diminta berkoordinasi bersama Polisi Perairan (Polair) dan TNI Angkatan Laut. “DPD akan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga ada tekanan kepada daerah untuk memusnakan rumpon-rumpon yang ada. Mumpung ini kabinet baru yang memang serius memperhatikan bidang kelautan dan perikanan,” tegasnya.
Ia menyebutkan pemusnahan rumpon penting dilakukan karena rumpon merupakan bentuk lain pencurian ikan, masuk kategori illegal fishing yang sangat berbahaya.
Setelah memusnahkan semua rumpon, menurut mantan bupati Kupang dua periode ini, pemerintah mulai membangun rumpon-rumpon baru pada tempat-tempat yang tepat dan sesuai dengan penataan yang diinginkan pemerintah. “Tolong pak Kadis sampaikan ini kepada Gubernur karena kita sudah kehilangan banyak ikan dari NTT akibat adanya rumpon-rumpon yang tidak ditertibkan ini,” tandasnya.
Sementara itu, Abraham Maulaka menyebutkan banyak rumpon yang ada di wilayah NTT dibangun secara tidak beraturan, terutama rumpon-rumpon yang terletak di bagian selatan wilaya perairan Laut Timor. Dampaknya migrasi ikan terhambat. “Kami sudah memusnahkan 10 rumpon di perairan tersebut,” ujarnya.
Pakar Ekonomi dari Universitas Artha Wacana Kupang Dr Frits FanggidaE menyarankan dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan di NTT memperhatikan desain bisnis dari semua program tersebut. Bagi Dia, dengan memperhatikan desain bisnis sangat mendongkrak dan menggerakan ekonomi rumah tangga masyarakat. (LBT)