Mahasiswa PPG Prajabatan Undana dan Komunitas Mangrove Leaf Ajak Anak Kelola Sampah Plastik Melalui Ecobric

  • Whatsapp
dok PPG

Kupang – Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia adalah pengelolaan sampah plastik. Sampah plastik seringkali mencemari dan membahayakan setiap elemen karena tidak dapat terurai.

Melalui permasalahan tersebut, Mahasiswa PPG prajabatan Undana berinisiatif mengajak anak-anak komunitas Mangrove Leaf ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah plastik.

Read More

Kegiatan pengelolaan sampah plastik dengan teknik Ecobric ini dilakukan selama 2 hari mulai tgl 11-12 Mei 2024 di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang.

Tema kegiatan ini ialah “Membangun Masa Depan Bersama Ecobric: Inovasi Ramah Lingkungan dari sampah plastik untuk meningkatkan kreativitas melalui pembuatan Meja dan Kursi sebagai sarana belajar mangrove Leaf”.

Ecobrick merupakan teknik pemanfaatan limbah plastik dengan cara memadatkan plastik atau kertas yang dimasukkan dalam sampah botol plastik.

Botol plastik yang sudah berisi padatan plastik dan kertas itu dapat digunakan menjadi berbagai benda bermanfaat seperti: meja, kursi, dan lainnya.

“Hal yang memotivasi kami memilih project ini adalah ketika kami melihat anak-anak komunitas Mangrove Leaf Oesapa belajar tanpa meja dan kursi sehinggga kami dari mahasiswa PPG prajabatan UNDANA merasa ini hal yang bisa kita bantu dengan memberikan sosialisasi dan praktek langsung terkait pengelolaan sampah dengan teknik Ecobric,” Ketua Penyelenggara Mahasiswa PPG prajabatan Undana. Muhamad saat diwawancarai via WhatsAap

Melihat kondisi di Kota Kupang saat ini, lanjutnya, sampah plastik sulit diurai, daripada sampahnya semakin banyak maka, maka dengan projek ini, kita manfaatkan menjadi meja dan kursi yang nantinya akan digunakan kembali.

Selain memanfaatkan sampah plastik juga menumbuhkan kreativitas pada anak untuk mengelola dan berkreasi. Ujarnya saat .

Kordinator Pengurus komunitas, Ita Alviana Rogo mengatakan Komunitas Mangrove Leaf bergerak di bidang literasi khususnya untuk anak-anak di mangrove Oesapa, dengan konsep belajar outdoor dan lebih santai.

Komunitas ini sudah berdiri sejak 4 tahun lalu atau tepatnya Oktober 2020, dengan partipan siswa aktif 35 siswa dan pengurus 7 orang. “Kegiatan ini sangat membantu anak-anak di komunitas mangrove untuk memiliki jiwa cinta lingkungan dan kreatif sehingga pada kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari kami menargetkan ada 5 meja ada 10 kursi,” ujarnya.

Ia menambahkan, jenis sampah plastik yang digunakan seperti plastik bekas rinso, makanan dan botol plastik.

Sehingga anak- anak ikut berpartiipasi mulai dari mengumpulkan sampah plastik masing-masing mengisi sampah plastiknya hingga padat, melakukan perekatan dan memasang hasil jahitannya. “Harapan kami bisa membangun inovasi lebih lanjut terkait apa yang dibuat masih kurang supaya bias menunjang,” katanya. (tari)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *