Lewat Kredit Mikro Merdeka Bank NTT, Petani TTS Raup Untung Puluhan Juta Rupiah

  • Whatsapp
Dirut Bank NTT Alexander Riwu Kaho Menyerahkan Buku Tabungan dan Pembelian Hasil Panen Jagung Program TJPS Mandiri Periode Oktober 2022-Maret 2023 oleh Offtaker di Desa Kiufatu TTS, Sabtu (15/4). Dok

So’e – Dukungan finansial berupa Kredit Mikro Merdeka dari Bank NTT sukses mendongkrak pendapatan petani di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Dalam dialog bersama Gubernur NTT Viktor Laiskodat di Desa Kiufatu, Kecamatan Kualin, TTS, Sabtu (15/4/2023) sore, petani setempat mengungkapkan kegembiraan mereka karena hasil panen jagung melimpah.

Read More

Seperti Antoneta Nesimnasi, petani yang meraup untung sebesar Rp16,5 juta pada musim panen saat ini. Awalnya, dia memperoleh kredit sebesar Rp6 juta lewat Program TJPS Pola Kemitraan Berbasis Kredit Mikro Merdeka Bank NTT.

Dari dana sebesar itu, ia manfaatkan untuk mengolah lahan seluas 1 hektare yang seluruhnya ditanami jagung. Hasil panen jagung dari lahan tersebut mencapai 5 ton lebih.

Hasil panen 5 ton dijual kepada offtaker sebesar Rp4.500 per kilogram sehingga total hasil penjualan menjadi Rp22,5 juta. Angka itu langsung dikurangi plafon kredit sebesar Rp6 juta sehingga pendapatan bersih Antoneta Nesimnasi menjadi Rp16,5 juta.

Hal yang sama disampaikan dua petani lainnya, yakni Ferdinan Nesimnasi dan Markus Nesimnasi yang masing-masing memperoleh kredit Rp3,1 juta. Dua petani ini masing-masing mengolah lahan sebesar 0,5 hetare dengan hasil produksi 2,5 ton yang dijual sebesar Rp4.500 per kilogram menjadi Rp11.250.000.

Seperti Antoneta, pendapatan sebesar itu masih dikurangi kredit Bank NTT sehingga masing-masing memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp8.150.000.

Sedangkan Markus Nesimnasi yang menjabat ketua Kelompok Tani Saubesi, Desa Kiufatu mengatakan bersama 10 anggota kelompok sedang mengolah lahan seluas 10 hektare. “Program TJPS ini kami didampingi sampai selesai, biasanya hasil panen jagung tiap tahun hanya 2-3 ton per hektare, tetapi setelah medapat pendampingan, sekarang hasil panen antara 6-7 ton,” ujarnya.

Adapun pembelian jagung oleh offtaker dalam bentuk buku tabungan Bank NTT yang diserahkan oleh Dirut Bank NTT Alexander Riwu Kaho.

Saat Offtaker membeli jagung, diberikan dalam bentuk kuitansi, nanti dalam waktu tujuh hari, uang ditransfer ke rekening, selanjutnya Bank NTT mendebetkan pinjaman petani, sehingga yang diserahkan dalam bentuk tabungan tersebut adalah pendapat bersih petani.

Selain Gubernur Viktor Laiskodat dan Dirut Bank NTT Alexander Riwu Kaho, pada kegiatan dialog tersebut hadir pula Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lucky F. Koli, Kadis Pendidikan NTT Linus Lusi, Karo Administrasi Pimpinan Setda NTT Prisila Parera, Kepala Bank NTT Cabang TTS Irene Isabela Oli, dan Kepala Bank NTT Capem Kolbano Adrian Redregues.

Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho menyebutkan, keberhasilan Program TJPS Pola Kemitraan Berbasis Kredit Mikro Merdeka di Kiufatu menjadi motivasi untuk pengembangan program tersebut di desa-desa lainnya di TTS, maupun di seluruh NTT. Pola kemitraan ini melihat tiga pihak yaitu Pemprov NTT, Bank NTT dan Offtaker.

Program ini sangat bermanfaat karena memberikan kepastian kepada para petani dari sisi modal, pendampingan, hasil, hingga pembeli dan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

“Total pembiayaan TJPS lewat Kredit Merdeka yang disalurkan ke seluruh NTT oleh Bank NTT pada musim tanam Oktober-Maret mencapai Rp26 Miliar. Semuanya clear, tidak ada yang macet,” tegas Dirut Bank NTT.

“Sedangkan manfaat tambahan yang diperoleh petani ialah mereka mulai menabung di bank serta bertransaksi secara nontunai,” tambah Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Nixon Balukh.  (*)

Editor: Gamaliel

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.

1 comment