Kisah Yuliana, Perempuan dari Pedalaman TTU Sukses setelah Bermitra dengan Bank NTT

  • Whatsapp
MAMA Yulina Babu (kebaya merah) dan Serofina Kolo (kebaya biru) saat ditemui di pusat penjualan UMKM Fularosa Desa Eban, belum lama ini. Foto: Humas Bank NTT

Miomafo Barat – Yuliana Babu, perempuan yang tinggal bersama keluarga di pedalaman Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Nusa Tenggara Timur.

Tinggal jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, yang membuat Yuliana tidak pernah punya impian, suatu saat akan bepergian dengan pesawat udara.

Read More

Kisah ini ia sampaikan kepada Juri Festival Desa Binaan dan PAD Bank NTT 2022, Stenly Boymau yang berkunjung ke Desa Eban, Kecamatan Miomafo Barat, untuk melakukan penjurian tahap kedua dan terakhir kegiatan akbar Bank NTT tersebut.

Eban adalah satu dari empat desa lainnya Kabupaten TTU yang menjadi peserta festival tersebut. Sebagai mitra Bank NTT Cabang Kefamenanu, Yuliana datang dari tempat tinggalnya di Desa Lemun untuk bertemu juri.

Usia Mama Yuliana Babu mendekati senja, ini terlihat dari kerutan di wajah, pertanda ia berjuang keras demi menghidupi keluarga kecilnya. Gerakannya gesit, dan sangat komunikatif saat diajak berdiskusi.

Tanpa sungkan, dia mengisahkan perjuangannya membina usaha dari skala kecil, sampai berkembang menjadi besar saat kini. Dia membuka usaha dengan membuat berbagai macam kue, keripik pisang, keripik ubi dan produk lainnya untuk dijual di pasar tradisional setempat.

“Saya memulai usaha ini dari tahun 2012. Saat itu, produksi pemasaran dalam bentuk tradisional. Satu tahun kemudian, saya diajak Bank NTT mengikuti studi banding di Malang,”ujarnya memulai diskusi, Sabtu (19/11/2022) di pusat penjualan UMKM Fularosa, Desa Eban.

Bersama ibu-ibu lainnya, Mama Yuliana yang mengenakan kebaya warna biru tua dengan rok dari tais Timor, tanpa sungkan menyampaikan pengalamannya memulai usahanya.

Di Malang, Jawa Timur, ia belajar banyak hal, terutama tentang pengolahan keripik, keripik talas, kacang telur, dan berbagai produk lainnya.

“Kami bertemu dengan beberapa pelaku UMKM yang juga buat keripik, mereka sudah pakai alat yang modern, irisan pisangnya sama dan pisang mereka pun besar-besar. Saya belajar di sana, sehingga sampai Eban, saya buat keripik yang kualitasnya sama. Tapi saya mau jujur, pisang di Timor sini enak-enak,”ujarnya.

Bekal dari Malang tersebut, menjadi modal baginya, yang membuat usahanya, kini semakin maju. “Usaha saya lebih berkembang, karena Bank NTT membantu kami dalam diklat, studi banding, lalu packaging yang baik, bahkan Bank NTT memfasilitasi pembeli untuk datang dan belanja di kami,” jelasnya. “Bank NTT sudah banyak membantu kami. Kami sangat senang, terlalu enak, karena mereka cari kasi kami pembeli,”tambahya

Makin Berkembang

Kini usaha Mama Yuliana makin berkembang. Keripiknya dipesan oleh banyak kalangan. Begitu pula aneka kue. “Kami selalu puas karena jualan kami pasti laku. Bermitra dengan Bank NTT ini bagus karena setiap kali kalau ada pameran, kami dilibatkan. Barang-barang yang kami bawa ke pameran selalu habis terjual,” ungkapnya.

Namun, jangan dikira keberhasilannya saat ini datang dari proses yang mudah. Tidak!. Dia memulainya dari bawah. Beberapa tahun lalu, dia memiliki seorang anak yang kuliah di Jogjakarta, dan sudah tiga tahun tidak pulang ke kampung karena tidak ada uang yang cukup untuk membeli tiket pesawat.

“Kami baru bisa bertemu saat saya dibawa ke Malang. Dibantu Bank NTT, anak saya datang dari Jogja, dan kami bertemu. Saya senang sekali,” kenangnya.

Mama Yuliana sosok yang tidak pernah lupa sejarah. Dia membuka satu persatu, sembari berharap ada orang lain yang juga sukses lebih dari ia raih saat ini. Saat ini anaknya sudah menamatkan kuliahnya di jurusan perbankan.

“Dia sudah pulang, belum dapat kerja sehingga bantu-bantu kami. Adik-adiknya yang lain juga sudah tamat sekolah, dan kami sudah agak ringan,”urainya masih dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya.

Jika dulu, dia sering membuat kue, keripik dan aneka cemilan lainnya yang dibawa suaminya untuk jualan keliling kampung, kini Bank NTT sudah menyiapkan sebuah pusat penjualan produk UMKM, namanya UMKM Fularosa, yang dibangun di atas tanah paroki setempat, Di lokasi inilah, ada harapan baru bagi mereka untuk menatap hari esok. (*/stenly/humas bank ntt)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.