Kenapa “Sakitnya Tuh di Sini” Jadi Lagu Paling Hits 2014

  • Whatsapp
Cita Citata/Foto: Infogue.net
Cita Citata/Foto: Infogue.net

Jakarta—-Bagi mereka yang akrab dengan televisi, radio, dan internet, sepertinya mustahil tidak pernah mendengar lagu “Sakitnya Tuh di Sini.” Minimal, pernah sekali dua kali mendengar lagu dangdut ini diputar.

Lagu yang dinyanyikan Cita Citata ini berada di nomor satu daftar penelusuran populer 2014 kategori lagu di Indonesia versi Google. Di peringkat kedua ada “Oplosan,” disusul lagu “Sepatu” yang dinyanyikan Tulus di nomor ketiga.

Berdasarkan daftar pencarian terbesar (Year in Search), lagu ini bahkan mengalahkan lagu barat seperti “All of Me” (John Legend), dan “Let It Go” (Idina Menzel) yang menurut daftar Google Indonesia hanya menghuni peringkat ke-6 dan 7.

Lantas, apa yang membuat masyarakat menyukai lagu “Sakitnya Tuh di Sini”?
“Lagu ‘Sakitnya Tuh di Sini di dalam hatiku,’ musiknya enak banget,” ujar akun bernama Jushella Amiarti dalam kolom komentar video “Sakitnya Tuh di Sini” yang diunggah ke YouTube.

Komentar pujian juga ditebar akun lain. “Lagu ini top sangat di Malaysia. Best lagu ini. Cita Citata, you’re the best. Ini lagu dangdut pertama yang menjadi kegemaran saya,” tulis akun Riza Alfreeza.

“Sakitnya Tuh di Sini” tercipta secara tidak sengaja. Cita awalnya diproyeksikan menyanyi sebuah singel berjudul “Kalimera Athena” yang diciptakan Doel Sumbang. Namun, karena lagu itu sulit dinyanyikan, Cita nyeletuk “Sakitnya Tuh di Sini,” sebuah kalimat yang sedang tren dibicarakan di media sosial.

Celetukan itu ditanggapi secara kreatif oleh Tjahjadi dan Ishak, pencipta lagu “Cabe-cabean” dan “Bang Jali” yang memang sedang menangani proses rekaman Cita. Akhirnya, mereka sepakat merekam sebuah lagu baru berjudul “Sakitnya Tuh di Sini.”

Media sosial berperan penting terhadap meledaknya lagu ini. Penyebaran “Sakitnya Tuh di Sini” tidak terkendali, dan menjadi akrab di telinga masyarakat.

“Dari era dahulu (fenomena lagu dangdut dengan lirik nyeleneh) sudah berlangsung. Tahun 80-an misalnya, ada istilah ‘Salome.’ Hal-hal seperti itu cepat direspons masyarakat karena idiom seperti itu memang berkembang di masyarakat. Ini bukan hal baru lagi dan selalu ada,” kata pengamat musik Denny Sakrie, Rabu (24/12/2014).

Meski lagu ini meledak dan menjadi buah bibir, Denny menjelaskan bahwa hal itu tidak lantas menjamin si pemilik lagu meraup rupiah berlimpah dari penjualan lagu ini. Dampak utamanya adalah lagu dan si penyanyi jadi terkenal, dan mendapat jadwal manggung yang padat.

Ke depan, Denny juga menjamin bahwa fenomena lagu dangdut seperti “Sakitnya Tuh di Sini” akan kembali berulang, dengan idiom-idiom yang baru pula.

Sebelum “Sakitnya Tuh di Sini,” lagu dengan lirik nyeleneh yang dikombinasi musik dangdut remix sudah banyak dicipta. Sebut saja, “Dikocok kocok” milik Inul Daratista dan “Cinta Satu Malam” dari Melinda.

Semua lagu itu meledak. Diputar di mana saja. Mulai dari angkutan umum, swalayan, toko musik bajakan, hingga restoran. Mengekor di belakangnya, lembar hitam sang biduan jadi santapan media yang lantas jadi bahan diskusi warga di warung kopi. (sumber: metrotvnews.com)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.