Kupang – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM)) di ibu kota Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur sejak Minggu (24/9), berhasil teratasi pada Kamis (28/9) siang.
Pertamina memasok tambahan 369 kiloliter BBM ke dua SPBU di ibu kota kabupaten terdiri dari 270 kiloliter pertalite, 49 kiloliter pertamax dan 50 kiloliter solar.
“Kapal extra supply sudah sandar pukul 9 pagi. Setelah sandar, mobil tangki langsung membongkar muatan BBM untuk memenuhi kebutuhan SPBU 5685101, 5685102, serta mempertebal stok di SPBU 5685123, dan 5685128,” Area Manager Communication Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatim Bali Nusa Tenggara, Ahad Rahedi.
Dia mengatakan, konsumsi BBM di du SPBU di Pulau Rote sudah kembali normal pada pukul 12.00 Wita. Karena itu, seluruh pihak diminta mengawas BBM subsidi agar tepat sasaran. “Tambahan stok ini diharapkan menambah rasa aman masyarakat Kabupaten Rote Ndao,” sambung Ahad.
Namun Pertamina mengharapkan agar penyaluran sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah, seluruh pihak diminta melakukan pengawasan terhadap distribusi BBM bersubsidi agar tidak lari ke tangan yang tidak berhak.
Dia mengatakan, Sales Branch Manager setempat telah menemui Bupati Rote Ndao untuk membicarakan terkait pengawasan BBM subsidi yang lebih ketat lagi , karena hal ini terkait dengan unsur lain yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Pertamina.
“Selanjutnya kami mohon bantuan kepada pihak terkait, pemda maupun polres untuk dapat bersama-sama mengawasi pembelian BBM subsidi supaya tetap sasaran,” ujarnya.
Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu mengatakan jajaran pemerintah daerah akan memonitor penyaluran BBM dan pengawasan pelayanan kepada konsumen masyarakat. “Jika suplai sudah ditambah maka kami tingkatkan pengawasan distribusinya,” ujar Paulina Haning-Bullu.
Kelangkaan BBM di daerah itu hanya terjadi di SPBU, namun ternyata pedagang eceran memiliki stok BBM yang kemudian dijual seharga Rp30.000 per liter untuk pertalite, yang kemudian melonjak lagi menjadi Rp40.000 per liter.
Aparat keamanan diminta mengawasi praktek penjualan BBM bersubsdi dengan harga yang sangat tinggi oleh pedagang BBM eceran sekaligus memastikan pembelian BBM subsidi tetap sasaran. (*/gma)