Kapasitas Pembangkit Listrik Sistem Flores Mencapai 104,2 Mw, Beban Puncak 104 Mw

  • Whatsapp
PLTU Ulumbu / Foto: PLN Bali Nusra

Kupang – General Manager PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra), Yasir menyebutkan investasi pada energi bersih menjadi langkah penting untuk memastikan ketahanan energi berkelanjutan di Flores.

Pasalnya, saat ini kapasitas pembangkit di sistem kelistrikan Flores mencapai 104,2 Mw, sedangkan beban puncak di daerah tersebut sebesar 104 Mw.

Jika konsumsi listrik diproyeksikan tumbuh 8,26% per tahun. Maka, investasi pada energi bersih menjadi langkah penting untuk memastikan ketahanan energi berkelanjutan.

“Listrik geothermal 10 Mw cukup untuk melistriki 11.000 rumah tangga dengan asumsi pelanggan rumah tangga 900 VA,” ucap GM Yasir, Rabu (30/4/2025).

Saat ini, panas bumi di Flores, yang memiliki potensi sekitar 1.036 Mw yang mampu mencukupi kebutuhan energi di masa depan.

Di samping listrik yang andal untuk masyarakat, kehadiran geothermal juga memberi banyak dampak positif, seperti membuka lapangan pekerjaan, mendorong pembangunan infrastruktur akses jalan, meningkatkan perekonomian, menjadi nilai tambah pariwisata, tranfser ilmu dan teknologi.

Dampak positif lainnya, pembangunan pengembangan masyarakat (PPM) di sekitar wilayah kerja, hingga menghasilkan pendapatan daerah.

Menurutnya, saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) masih menjadi pembangkit yang paling banyak digunakan pada sistem kelistrikan NTT. Sementara, target utama pengembangan listrik di NTT adalah mengurangi biaya pokok penyediaan dengan mengurangi jumlah PLTD secara bertahap.

Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2025 turut mendorong penerapan program dedieselisasi, yaitu program penggantian pembangkit listrik tenaga diesel dengan pembangkit energi terbarukan dan/atau hibrida pembangkit listrik tenaga diesel dengan pembangkit energi terbarukan untuk tetap menjaga kontinuitas dan kecukupan pasokan tenaga listrik sepanjang waktu.

“Sesuai RUPTL 2021-2030, PLTD direncanakan berhenti beroperasi pada tahun 2025,” kata GM Yasir.

Untuk itu, pendekatan kepada masyarakat perlu dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan pengembangan geotermal di Flores hingga Lembata dapat berjalan dengan lancar dan diterima oleh masyarakat.

Sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat dari energi panas bumi tersebut seperti pengurangan emisi karbon dan perubahan iklim melibatkan ahli geologi dan lingkungan.

Selain itu, perlu adanya edukasi mengenai pengelolaan panas bumi, hingga bahaya yang kemungkinan timbul beserta langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh PLN. (*/gma)

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *