Kampanye Freedom Online, Plan Dorong Kebebasan Bereskpresi Anak Perempuan  

  • Whatsapp
Wakil Ketua I DPRD Nagekeo, Yoseus Dhenga/Foto: PLAN

Mbay – Dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional 2020, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) kembali menggelar #Girlstakeover: Sehari Jadi Pemimpin 2020 di bulan Oktober dengan tema Freedom Online.

Tak cuma melangsungkan kegiatan berskala nasional, Anak perempuan di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur akan mengambil alih beberapa peran di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nagekeo serta bersama-sama menyuarakan kebebasan berekspresi di ranah daring.

Tahun ini, terdapat 15 anggota DPRD yang berkomitmen memberikan ruang bagi 15 anak perempuan untuk mengambil alih peran mereka.

Para anak perempuan yang terpilih melalui seleksi ketat adalah Veronika (15 tahun), Reinildis (17 tahun), Maria (16 tahun), Maria (16 tahun), Ambrosia (16 tahun), Yohana (17 tahun), Maria (18 tahun), Marcelina (16 tahun), Karmelita (17 tahun), Grasiana (16 tahun), Andriana (18 tahun), Maria (17 tahun), Maria (15 tahun), Anacania (16 tahun) dan Theresia (18 tahun).

Sebelumnya, mereka terlibat dalam serangkaian kegiatan seleksi melalui seminar daring, dan kelas kepemimpinan dari Plan Indonesia, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PMDP3A) Nagekeo, jejaring kelompok anak, juga Youth Advisory Panel dan Forum Anak Nagekeo.

Kondisi anak dan remaja perempuan perlu terus menjadi perhatian. Tema Freedom Online diangkat karena di masa pandemik COVID-19, kegiatan daring anak-anak meningkat jauh dari sebelumnya. Seiring dengan itu, potensi resiko kekerasan online juga meningkat dan kerap dialami anak dan remaja perempuan.

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, angka pengguna internet selama pandemik Covid-19 meningkat hingga 40 persen. Kominfo dan berbagai perusahaan media sosial telah mengeluarkan beragam regulasi untuk memastikan keamanan di ranah daring, namun KBGO masih kerap terjadi.

Menurut data Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, KBGO meningkat dari 65 kasus di 2018 hingga 97 kasus di 2019. Beberapa jenis KBGO diantaranya ancaman penyebaran foto atau video pribadi, pelecehan seksual, hingga ejekan terhadap fisik seseorang. Dan, perempuan 27 kali lebih sering mengalami pelecehan daring dibanding laki-laki, mengutip data dari Plan International.

“Kampanye freedom online penting dilaksanakan untuk meningkatkan rasa percaya diri, pengetahuan dan kemampuan anak dan kaum muda perempuan. Selain itu juga memperkuat agensi kaum muda untuk bersama mencegah kekerasan berbasis gender, baik secara luring maupun daring,” kata Eka Hadiyanto, PIA Manager Yayasan Plan International Indonesia.

Sebelum melangsungkan kegiatan #Girlstakeover di Nagekeo, Plan Indonesia telah menyelenggarakan rangkaian #GirlsTakeOver secara nasional. Kegiatan ini melibatkan lima anak perempuan dari daerah yang berbeda-beda, yaitu Patrichia dari Jayapura, Devie dari Maluku Utara, Phylia dari Kupang, Salwa dari Kutai Timur, dan Fayanna dari Depok.

Kelima anak ini berkesempatan mengambil alih media sosial lima orang tokoh yang, yaitu Najwa Shihab (pendiri Narasi), Hannah Al Rashid (pegiat isu kesetaraan gender dan aktris), Angkie Yudistia (Staf Khusus Presiden RI), Muhammad Farhan (Anggota DPR RI Komisi 1), dan Budiman Sudjatmiko (Ketua umum Gerakan Inovator 4.0 Indonesia).

Setelahnya, webinar ‘Freedom Online’, digelar untuk memaparkan laporan State of the World’s Girls mengenai Kekerasan Online milik Plan International pada 9 Oktober 2020. (*)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.