Kupang – Tim juri Festival Desa Binaan Bank NTT dan Festival PAD Tahun 2022, Selasa (13/12) akhirnya memutuskan tiga juara pada kegiatan spektakuler dengan melibatkan 115 desa sebagai dari seluruh NTT sebagai peserta ini.
Tak hanya itu, juri pun memutuskan satu desa sebagai desa favorit dan dari internal Bank NTT, mereka memberi penghargaan kepada PIC terbaik dalam kegiatan ini.
Untuk diketahui, panitia memfasilitasi pelaksanaan rapat secara virtual, dan Prof. Dr. Intiyas Utami, SE, M.Sc., Ph.D (Staff Khusus Gubernur NTT) dalam kapasitas sebagai ketua dewan juri, memimpin rapat yang dihadiri oleh seluruh juri.
Mereka diantaranya Prof. Dr. Daniel Kameo, Ph.D (Staff KhususGubernur NTT), Pius Rengka, SH., M.Sc (Staff Khusus Gubernur NTT), Handrianus Paulus Asa (Bank Indonesia Perwakilan Prov. NTT)¸ Edy Purwanto (Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Prov. NTT), Ni Dewa AgungAyu Sri Liana Dewi (Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kupang), Alexon Lumba, SH., M.Hum/ Sandy A. J. L. Pranadjaya (Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Prov. NTT), Joni Lie Rohi Lodo, SH (Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT), Tamran Ismail, S.Si., MP (Kantor Balai Pengawasan Obat dan Makanan Prov. NTT), Bobby Lianto (Ketua KADIN NTT), Dr. James Adam (Akademisi) dan Stanley Boymau (Konsultan Humas Bank NTT).
Rapat yang dimulai pukul 10.00 Wita ini baru berakhir pada pukul 13.30 Wita, dan cukup a lot karena setiap juri diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil temuan mereka saat dua kali melakukan perkunjungan ke 115 desa yang dituju. Dan seluruh titik ini tersebar pada semua kantor cabang Bank NTT tiap kabupaten dan kota serta menjadi binaan Bank NTT.
Sebelumnya, juri diminta memilih tiga desa terbaik dari lima di setiap kabupaten yang dikunjungi. Lalu, dipilihlah satu terbaik, sehingga ada 22 desa yang masuk ke tahapan seleksi selanjutnya.
Ke-22 desa itu yakni Desa Ombarade (Bank NTT Cabang Waitabula), Kelurahan Oesapa Selatan (Kantor Cabang Utama), Desa Bloro (Cabang Maumere), Desa Lando (Cabang Ruteng), Desa Kolobolon (Cabang Rote Ndao), Desa Coal (Labuan Bajo), Desa Leraboleng (Larantuka), Desa Dikesare, Desa Golo Loni (Borong), Desa Watumanu (Bajawa), Desa Menia (Sabu Raijua), Desa Neke (SoE), Desa Wologai Tengah (Ende), Kelurahan Kabir (Alor), Desa Napan (TTU), Desa Wetana (Waikabubak), Desa Lakekun Barat (Malaka), Desa Bismarak (KCK), Desa Kuta (Waingapu), Desa Umbu Pabal Selatan (Anakalang), Desa Tunbaun (Oelamasi), Desa Kabuna (Atambua).
Diskusi kian seru, manakala dari ke-22 desa ini, akan disaring lagi 10 desa dengan skor tertinggi. Sehingga ada 10 desa yang lolos. Diantaranya Kelurahan Oesapa Selatan, Desa Napan, Desa Wologai Tengah, Desa Ombarade, Desa Tunbaun, Desa Besmarak, Desa Bloro, Desa Kolobolon, Desa Neke dan terakhir Desa Kabuna. Desa-desa ini dipublikasi secara acak.
Masih dalam diskusi yang kian menukik, setiap juri ditantang mempertahankan argumentasi mereka, mengapa memberi skor yang tinggi pada setiap nominator. Terutama dari sisi kelembagaan setiap nominator. Apakah setiap unit usaha disana memiliki badan hukum, dan diproteksi secara baik dengan regulasi seperti Peraturan Desa atau sejenisnya, ataukah tidak.
Bahkan juri diminta menunjukkan bukti legalitas itu sebagai pertanggungjawaban atas keputusan memberi skor. Usai di tahapan ini, diputuskanlah lima desa dengan skor tertinggi. Adapun kelima desa itu (yang dipublikasi secara acak) yakni Desa Tumbaun, Desa Napan, Kelurahan Oesapa Selatan, Desa Wologai Tengah, dan Desa Ombarade.
Untuk menentukan desa mana sebagai juara satu hingga tiga, sekali lagi juri yang turun ke desa-desa ini, diminta untuk mempresentasikan temuan mereka, mengenai peranan Bank NTT khususnya, ratio digitalisasi maupun elektronifikasi dari sistem pembayaran di sana. Bahkan, sejauh mana desa-desa ini memiliki akses dengan Bank NTT.
Kian seru manakala ada juri yang sampai mempresentasikan total transaksi pada unit usaha Bumdes/Koperasi yang ada di desa kandidat juara.
“Dari kelima desa ini, juri pun akhirnya memilih tiga terbaik dan satu desa favorit yang tidak termasuk dari kelima desa ini. Mengenai desa mana sebagai juara, baru akan diumumkan pada perayaan HUT NTT pekan depan di Sumba Barat Daya. Terima kasih kepada seluruh desa yang sudah ikut berpartisipasi dalam Festival Desa Binaan Bank NTT tahun 2022 ini, apa yang sudah dilakukan agar dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan,” ujar Prof. Dr. Intiyas Utami, SE, M.Sc., Ph.D selaku ketua tim juri, yang juga menjabat Rektor Universitas Kristen Satya Wacanca (UKSW) Salatiga. (*)