Kupang- Akses jalan menuju dua sekolah di Golo Mangung, Desa Satar Nawang, Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur terputus akibat longsor. Akses jalan tersebut putus sejak 8 Desember 2023, dan belum pernah terjadi sebelumnya di lokasi ini.
Sehingga membuat aktivitas pelajar dan pengajar serta warga di Desa Satar Nawang terhambat. Lantaran jalan tersebut merupakan akses utama bagi pelajar SMA 1 Sambi Rampas dan SDK Wea.
Guru SMA 1 Sambi Rampas, Michael Parlo mengaku pasca terputusnya jalan jalur ke sekolah membuat para pelajar terhambat.
“Karena ini merupakan salah satu akses masuk yang paling dekat menuju dua lembaga pendidikan tersebut, maka dari pihak sekolah SMAN 1 Sambi Rampas berinisiatif membuat jembatan darurat dari bambu. Oleh karena itu, pada tanggal 13 Januari 2024 guru dan siswa dari SMA N 1 Sambi Rampas dan sebagian guru dari SDK Watunggong bergotong royong membangun jembatan tersebut. Proses pembuatannya selama 2 hari dengan memanfaatkan bambu yang secara sukarela disediakan oleh salah seorang guru di SMAN 1 Sambi Rampas,” ujarnya, Selasa (12/03/2024).
Kedalaman longsor ini diperkirakan sekitar 4-5 meter dari dasar lapangan sepak bola dengan panjang longsoran sekitar 8 hingga 10 meter.
Dampak dari longsor ini antara lain, putusnya akses jalan menuju dua lembaga prndidikan yakni SDK Watunggong dan SMAN 1 Sambi Rampas serta akses menuju permukiman warga sekitar sekolah.
Kemudian terancamnya keselamatan dari warga yang rumahnya didekat daerah terdampak. Karena jika ini tidak cepat diatasi secepatnya, longsor akan semakin dekat dengan rumah warga dan berdampak pada permukiman di situ.
Lalu yang berikut warga yang bermukim di sebelah daerah yang terdampak longsor kesulitan membawa material seperti pasir, batu dan lain-lain terutama bagi warga yang sedang membangun rumah.
Ia juga menambahkan terkait penanganan longsor oleh pemerintah daerah “Kalau dari pemerintah daerah, sejak tanggal 18 Desember sampai kemarin, tetapi sejak tarjadi lagi longsor belum ada penanganan. Tapi sudah ada titik terang untuk perbaikan karena pada Senin 4 Maret 2024 pihak pemerintah daerah datang men-survey daerah longsor tersebut, diwakili oleh dua wakil rakyat yaitu Ferdinandes Alfa dari Fraksi PKB dan Bernadus Nuel dari Fraksi Hanura sekaligus Wakil Ketua DPRD Matim (Manggarai Timur),” ujarnya, Selasa (12/03/2024).
Selain itu, pemicu terjadinya longsor karena struktur tanah di daerah tersebut yang rawan longsor dengan intensitas hujan yang tinggi. Lalu struktur tanah yang rawan longsor dan ditambah sebelumnya penggusuran lapangan sepak bola yang membuat posisi jalan yang terancam. Lalu yang ketiga di daerah tersebut ada mata air yang mengalir dari dalam daerah longsor tersebut.
Tapi karena kondisi jalan menuju sekolah itu putus akibat longsor, namun para pelajar tetap semangat untuk sekolah dengan melewati daerah yang longsor atau lewat lapangan bola yang becek.
Sekertaris Desa Satar Nawang menyatakan pihak pemerintah desa sudah berupaya untuk membangun jembatan, yang perkiraan dapat bertahan lama, namun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi membuat jembatan itu tidak bisa dilalui lagi.
“Pemerintah desa sudah mengikuti regulasi untuk sampaikan ke pemerintah daerah, bahkan pemerintah daerah sudah pernah melihat langsung lokasi daerah longsor. Lapangan longsor akibat bencana alam di bulan Oktober 2023, di ujung tahun 2023 warga sudah sampaikan ke pemerintah desa. Jalan milik desa diinterpensi oleh lapen oleh dana desa, setelah terjadi longsor kami sudah sampaikan ke pemde secara regulasi, dan sebenarnya kalau dilihat kondisinya kejadian ini merupakan bencana alam maka sebenanrya yang berhak intervensi kembali terkait longsor adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Badan Penanggulangan Bencana Daerah,” ujar Rudi via telepon.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah (BPBD) pada tanggal 4 Maret 2024, untuk kedua kalinya datang melihat lokasi longsor dan menginformasikan akan ditindaklanjuti dalam waktu yang dekat, hanya belum diberikan informasi tanggal, bulan dan tahun pengerjaanya. Sementara waktu sambil menunggu tindakan pemerintah daerah BPBD.
Pemerintah Desa mulai mengeluarkan solusi untuk dua tiga hari ke depan akan konsultasi dengan pihak sekolah SMA dan SDK karena ada sebagian rumah warga sekitar yang juga terancam untuk membuat jembatan lagi.
Sementara itu salah seorang pelajar SMA 1 Sambi Rampas juga menambahkan harapan besarnya.
“Semenjak bencana longsor kami dibantu oleh jembatan itu, tapi karena hujan deras akhirnya longsornya semakin lebar. Saya dan teman-teman harus melewati lapangan sepak bola yang becek sampai harus hati-hati agar tidak licin serta lumpurnya dan air hujan tidak mengenai seluruh permukaan sepatu,” ujar Fila, siswa kelas 12 Siswa SMA 1 Sambi Rampas. (tari rahmaniar)