Kupang – Kuimasi merupakan salah satu dari 9 desa di Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, (NTT).
Letak pusat desa Kuimasi dengan kantor Bupati Kupang dikawasan Civic Center, pusat perkantoran pemerintah kabupaten (pemkab) Kupang hanya berjarak sekitar dua kilometer.
Berada di teras ibukota, dengan sendirinya desa Kuimasi juga menjadi barometer pembangunan wajah ibukota, Oelamasi. Pemerintah Desa Kuimasi tampaknya menyadari betul kondisi tersebut.Di bawah kepala pemerintahan, Maksen A.F Lifu, desa Kuimasi tengah dalam upaya berbenah.
Lewat anggaran Dana Desa sekitar satu miliar rupiah, sederet program inofatif digalakan untuk mengatasi persoalan pembangunan masyarakat Kuimasi, desa berpenduduk 2.161 jiwa (540 Kepala Keluarga) yang mendiami 4 dusun. Pembenahan infrastruktur dan pengelolaan potensi sumberdaya menjadi fokus pembangunan desa Kuimasi untuk pengembangan perekonomian masyarakat.
Di dusun 1 desa Kuimasi ada satu Cekdam atau embung yang sudah sekian lama menjadi sumber air bagi sejumlah Kepala keluarga di wilayah itu. Cekdam itu sebelumnya hanya menjadi sumber ketersediaan air bagi warga setempat namun kini ada konsep baru pengembangan cekdam tersebut oleh pemerintah desa Kuimasi yakni Cekdam tersebut punya manfaat ekonomi bagi masyarakat dan desa.
Kadesnya Maksen Lifu, yang ditemui Rabu (12/12) mengatakan pihaknya memiliki konsep, kawasan embung tersebut tak hanya sebagai penyedia air bersih bagi masyarakat namun ada manfaat lebih dari embung tersebut yang punya dampak ekonomi bagi masyarakat setempat.
Rehabilitasi fisik Cekdam atau embung tersebut merupakan langkah awal dalam upaya mewujudkan konsep pariwisata di kawasan embung tersebut.
Dana sebesar Rp 138 juta digunakan untuk memperbaiki kondisi fisik embung dan sejumlah item pekerjaan infrastruktur seperti jalan rabat beberapa meter ke embung, Spilway dan beberapa meter tembok penahan.
“Tahun ini kita fokus perbaiki embung supaya kebutuhan air beberapa KK disini bisa terpenuhi dan beberapa sumur disini yang kering sudah berair karena embung ini kita bangun itu tujuannya sebagai resapan air ke sumur – sumur warga disekitar sini,” kata Maksen Lifu usai bersama perangkat desa dan pengelola kegiatan meninjau lokasi embung yang berjarak sekitar 500 meter dari jalan Timor Raya, Kupang – Timor Leste tersebut.
Ia mengatakan penataan area atau kawasan embung tersebut menjadi program lanjutan di tahun anggaran berikutnya. “Area sekitar embung ini kita bangun tempat-tempat duduk, lopo, pasang paving blok, tanam pohon produktif seperti mangga dan lainnya agar kawasan ini terlihat indah dan menjadi tempat rekreasi bagi bagi pengunjung. Kita juga rencana lepas ikan di embung ini biar orang rekreasi sambil mancing. Rencananya kita bangun juga tempat jualan kuliner untuk dimanfaatkan masyarakat berjualan,”katanya.
Pihaknya menargetkan pada tahun 2026 atau akhir tahun 2025 lokasi kawasan embung tersebut sudah rampung dan dimanfaatkan oleh masyarakat. “Rencananya setelah selesai, kita serahkan ke BumDes untuk dikelola sehingga tak hanya masyarakat yang dapat manfaat karena berjualan namun ada juga pendapatan bagi desa lewat BumDes,”katanya.
Disampaikan jika kawasan tersebut sudah digunakan maka ada banyak manfaat yang dapat dirasakan warga. “Kalau usaha kulinernya jalan maka itu lapangan kerja baru bagi masyarakat disini. Ada pendapatan bagi warga dan desa. Dan ini juga bagian dari upaya kita mendukung program pariwisata dari pemerintah diatas,” kata Maksen Lifu yang sudah sskitar dua tahun mengepalai desa Kuimasi.
Untuk mewujudkan program inovasinya itu kata kades Maksen Lifu, pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah instansi teknis terkait di kabupaten seperti dinas pariwisata, dinas perikanan, BLHD, Dinas PUPR,”Kita akan coba bangun koordinasi dengan dinas pariwisata bagaimana lokasi ini jadi area pariwisata, dinas perikanan soal ikan untuk lepas di embung, BLHD soal penanaman anakan pohon disekitar embung, dinas PUPR soal bagaimana penataan infrastruktur di kawasan itu,” katanya. (Jmb)