Ini Penjelasan BMKG Tentang Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

  • Whatsapp
Peta Lintasan Gerhana Matahari Total

Kupang—Gerhana Matahari ialah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya. Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya.

Read More

Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah adalah memberikan informasi dan pelayanan tanda waktu, termasuk di dalamnya adalah informasi Gerhana Bulan dan Matahari.

Sesuai rilis yang diterima lintasntt.com, Jumat (4/3), disebutkan Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 dapat diamati di Asia bagian Selatan, Asia bagian Timur, Asia bagian Tenggara, Australia bagian Utara, Samudra Pasifik, dan sedikit daerah Amerika bagian Utara.

Daerah yang akan terlewati jalur totalitas, yang ditandai dengan dua buah garis merah yang berdekatan, adalah Indonesia dan Samudra Pasifik.

Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut
Siklus Saros tertentu. Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari.

Contoh, GMT 9 Maret 2016 adalah anggota ke 52 dari 73 anggota pada Siklus Saros ke 130. Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 ini adalah GMT yang terjadi pada 26 Ferbruari 1998. Adapun Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 tersebut adalah GMT yang terjadi pada 20 Maret 2034.

Meskipun peristiwa GMT di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.

GMT sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melewati Jawa, Sulawesi, dan Papua juga GMT pada 18 Maret 1988 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan.

Adapun GMT yang akan kembali dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 20 April 2023 yang jalur totalitasnya melewati Papua dan GMT pada 20 April 2042 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan.

Selain GMT tersebut, selama 2016 masih terjadi gerhana matahari cincin (GMC) pada 1 September namun tidak dapat diamati dari Indonesia. Selain itu terjadi tiga Gerhana Bulan Panumbra (GBP) yang seluruhnya dapat diamati dari Indonesia yakni pada 23 Maret 2016, 18 Agustus 2016, serta 16-17 September 2016. (gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.