Kupang – Badan Geologi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat aktivitas vulkanik Gunung Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur, masih tinggi.
Status gunung tetap berada pada Level III atau Siaga.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan, hasil evaluasi periode 23–30 September 2025 menunjukkan aktivitas erupsi dan hembusan asap masih sering terjadi, disertai suara gemuruh dan dentuman dengan intensitas lemah hingga kuat.
“Asap kawah berwarna putih hingga kelabu teramati setinggi 250 meter dari puncak, dengan kolom erupsi mencapai 600 meter,” jelas Wafid yang dikutip dari Laporan Evaluasi Gunung Lewotolok, Selasa (7/10/2025).
Dari hasil pengamatan instrumental, tercatat lebih dari 2.000 kali gempa erupsi dan 1.900 kali gempa hembusan. Energi seismik masih berfluktuasi, namun cenderung meningkat.
Menurutnya, sejak Juni lalu, aliran lava terpantau mengalir ke sektor selatan, tenggara, dan barat hingga jarak 1.200 meter dari bibir kawah. Lontaran material pijar juga sempat menyebabkan kebakaran vegetasi di lereng utara dan timur laut gunung.
Badan Geologi mengimbau masyarakat dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat kawah, serta mewaspadai potensi guguran lava, awan panas, dan lahar hujan di musim penghujan.
“Masyarakat diharapkan tidak panik bila mendengar suara gemuruh, menggunakan masker untuk menghindari abu vulkanik, dan selalu mengikuti informasi resmi dari PVMBG,” ujarnya. (*/gma)














