Kupang–Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan pihaknya telah mengalokasikan dana sebesar Rp10 miliar untuk mengantisipasi kemungkinan gagal tanam maupun gagal panen yang memicu terjadinya rawan pangan.
“Kita siap dalam APBD 2016 mengalokasikan anggaran Rp10 Miliar untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi rawan pangan,” kata Frans di Kupang, Sabtu pekan lalu.
Dana sebesar itu akan dimanfaatkan untuk pengadaan pangan maupun benih untuk dibagikan kepada warga yang mengalami rawan pangan. Frans mengatakan telah menggelar rapat bersama Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) untuk mendata kantong-kantong yang berpotensi terjadi ancaman rawan pangan.
Gubernur mengatakan cadangan beras pemerintah di tingkat provinsi 200 ton, serta kabupaten dan kota masing-masing 100 ton. Beras tersebut itu masih utuh, akan digunakan jika ada ancaman rawan pangan.
Karena curah hujan minim, Frans minta petani menanam benih yang berusia pendek, dan tidak membutuhkan banyak air. “Kalau terlalu lama dan butuh banyak air, pasti tanaman gagal panen,” katanya. “Saya selalu menghimbau petani karena curah hujan sedikit maka tanamlah benih yang berusia pendek yang menggunakan sedikit air,” ujarna.
Ketua DPRD NTT Anwar Puah Geno mengatakan dana ancaman rawan pangan tersebut sudah bisa dimanfaatkan mulai Februari 2016.
Anwar mengatakan kondisi curah hujan seperti saat ini berpotensi menimbulkan gagal tanam dan gagap panen di sejumlah daerah. Namun bisa diantisipasi dengan anggaran yang telah dialokasikan tersebut. Termasuk anggaran yang disiapkan kabupaten dan kota. (rr)