Politik

Gubernur NTT Perintahkan Bupati Mendata Seluruh Keluarga Miskin

Soe – Gubernur NTT Viktor Laiskodat memerintahkan seluruh bupati dan wali kota mendata nama-nama keluarga miskin di daerah mereka masing-masing.

Pendataan nama keluarga miskin bertujuan agar program pengentasan kemiskinan yang gulirkan pemerintah, fokus kepada keluarga yang sudah terdata tersebut. Pendataan juga meliputi luas lahan garapan bersama hasil produksi per musim panen.

“Data nama KK miskinnya, data lahannya sehingga fokus anggaran itu kepada mereka yang miskin itu. Mereka yang kelola lahannya, mereka yang tanam dan mereka yang panen,” kata Laiskodat saat memimpin Rapat Kerja Penyamaan Program Bersama Para Bupati se-Daratan Timor di Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, seperti dikutip dari siaran Pers Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT, Senin (9/8/2002).

Menurut Laiskodat, setelah keluarga miskin terdata, anggaran untuk penanganan kemiskinan akan lebih fokus. Nantinya, pemerintah mengembangkan tanaman jagung, sorgum, kelor dan membangun kelompok usaha bersama ayam. “Segera mendapatkan data orang miskin detail terkait nama dan luas lahan,” tandas Laiskodat.

Menurutnya, jika penanganan kemiskinan dikerjakan secara baik, pada 2023, prosentase kemiskinan NTT akan turun signifikan. Sesuai data BPS, penduduk miskin NTT berjumlah 1.131,62 ribu orang atau 20,05%.

Dengan demikian, pada 2023, pemerintah sudah bisa menghitung hasil panen dari masing-masing lahan pertanian keluarga miskin. “Kalau dikelola dengan baik, pasti angka kemiskinan di NTT akan turun di tahun 2023. Karena dengan hasil panen yang diperolah para KK miskin, angka pendapatannya meningkat, dan kemiskinan menurun,” ujarnya.

Dia juga minta penanganan kemiskinan dan stunting akan dilakukan dengan sistem kolaborasi, membangun kesepakatan bersama mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi. “Mau tidak mau harus kita kerjakan. Dan ini perintah, harus dilakukan,” tegasnya.

Staf khusus Gubernur NTT Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daniel Kameo mengatakan, sebanyak 80% penilaian BPS tentang angka kemiskinan di NTT terletak pada makanan. “Jadi kalau Gubernur bilang kalau fokus pada pertanian, orang miskin kita bisa keluar dari kemiskinannya,” tandasnya. (mi/gma)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Gempa Magnitudo 4,9 Terjadi di Tenggara Rote Ndao

Kupang - Gempa bumi dengan magntudo 4,9 terjadi di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur,…

2 hours ago

Pesan Bijak Kolonel SPK untuk Persada Lewo Tanah: Jaga Kelestarian Alam dan Air

Lewoleba - Kepala Staf Korem 161/Wira Sakti Kolonel Cpl. Simon Petrus Kamlasi (SPK) melanjutkan kunjungan…

3 hours ago

Mama Sindi Minta Maaf ke Anak “Maafin Mama Anak Momang Molas”

Kupang - Sebuah akun facebook bernama Mamaa Sindi mengunggah foto mama Sindi bersama seorang anak…

6 hours ago

Total Indonesia Punya 2 Kapal Pembangkit Listrik Terapung

Surabaya - Indonesia kini memiliki dua Kapal Pembangkit Listrik Terapung atau (Barge Mounted Power Plant/BMPP)…

20 hours ago

Ini Rangkaian Perjalanan PLN dan SMKN 3 Mataram Wujudkan Penerapan EV di NTB

Mataram - PT PLN (Persero) menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Net-Zero Emission (NZE) di tahun…

21 hours ago

Dokter Mese Ataupah Daftar di 7 Parpol, di PKB Duet Dengan Maria Nuban

Kupang - Dokter Meserasi  Ataupah yang disapa dokter Mese mengawali langkah politiknya untuk mengikuti Pilkada…

22 hours ago