
KUPANG–LINTASNTT.COM: Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya meluapkan kemarahannya saat pertemuan bersama sejumlah investor asal Australia di Kupang, Minggu (17/11) siang.
Kemarahan gubernur bukan terkait persoalan di pertemuan tersebut, melainkan perbedaan penetapan tarif listrik industri antara wilayah Indonesia barat dan Indonesia Timur yang berimbas pada keinginan investor menanamkan modalnya di daerah ini.
Menurut Gubernur, tarif listrik untuk industri di Kupang mencapai Rp1.800 per kilowatt-hour (kWh). Adapun tarif listrik untuk industri di Pulau Jawa Rp800 per kWh. Kondisi ini membuat investor enggan berinvestasi di Nusa Tenggara Timur karena tarif listrik yang terlampau mahal.
Gubernur mengaku baru tahu terdapat perbedaan tarif listrik industri antara wilayah Indonesia barat dan timur di Jakarta baru-baru ini. Padahal tarif yang dikeluarkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) selalu seragam. “Mestinya daerah seperti Nusa Tenggara Timur, tarif listriknya murah. Ini malah lebih mahal,” katanya.
Ia mengatakan perbedaan tarif listrik menunjukkan ketidakberpihakan pemerintah kepada daerah-daerah di luar Jawa dan Sumatera. “Kebijakan ini bukan berpihak pada rakyat. Padahal daerah ini masih bagian dari NKRI,” ujarnya. Terkait perbedaan tarif listrik tersebut, Frans segera bertemu Dirut PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur. “Saya juga akan melaporkan perbedaan tarif ini kepada presiden,” katanya. (GBA)