GM PT ASDP Kupang Didemo Nakhoda dan ABK

  • Whatsapp
Unjuk Rasa Nakhoda dan ABK PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang/Foto: Gamaliel

Kupang–Nakhoda bersama anak buah kapal (ABK) PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Fery Cabang Kupang menggelar unjuk rasa di kantor perusahaan tersebut, Senin (12/6/2017) siang.

Mereka menuntut General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang Burhan Zahim menjelaskan maksud pernyataannya yang meminta nakhoda Kapal Motor (KM) Lakaan Arif Akbar meninggalkan ruang kemudi karena akan diisi nakhoda yang baru.

Read More

Menurut Ali, Burhan mengeluarkan pernyataan itu saat menerima telepon darinya. “Bapak (Burhan Zahim) bilang ke saya, turun aja dari kapal nanti cari pengganti,” kata Arif Akbar saat unjuk rasa tersebut.

Ali mengaku menelepon Burhan satu hari sebelumnya setelah kapal yang dikemudikannya lolos dari terjangan gelombang tinggi dalam pelayaran dari Pelabuhan Pantai Baru di Pulau Rote ke Pelabuhan Penyeberangan Feri di Bolok, Kupang.

Ketika itu Dia menyampaikan kepada Burhan bahwa kapal batal berlayar keesokan harinya lantaran cuaca buruk, namun Dia malah diminta turun dari kapal. Keputusan tidak berlayar demi keselamatan pelayaran.

“Kemarin saya baru kembali dari Rote. Gelombang tinggi tapi tembus sehingga saya ragu hari ini berlayar lagi ke Rote. ” kata Arif Akbar.

Menurutnya, nakhoda memiliki kewenangan yang tidak boleh dipengaruhi oleh orang lain dan bertanggungjawab penuh dalam pengoperasikan kapal di laut, dan nokhoda memiliki kewenangan untuk menolak mengoperasikan kapal jika terdapat hal yang dapat mempengaruhi operasional kapal.

Akan tetapi Burhan membantah pernah mengeluarkan pernyataan yang meminta nakhoda turun dari kapal.

Menurut Burhan, pembicaraan di telepon yang menyebutkan nakhoda ragu berlayar karena cuaca buruk, bukan disampaikan kepada dirinya, melainkan disampaikan kepada manager operasional.

Kalimat yang menurut Burhan disampaikan dalam pembicaraan di telepon hanya menyebutkan pelayaran ditutup keesokan harinya. “Tidak ada pendahuluan, Bapak bilang pak GM besok Rote tutup,” kata Burhan.

Burhan kemudian bertanya kepada manager usaha PT ASDP Kupang Didi Juliansyah yang ketika itu berrdiri di sampingnya. “Yang menyampaikan ragu-ragu (berlayar) sama saya atau sama bapak,” kata Burhan. “Sama saya pak,” jawab Didi.

Namun kemudian minta Didi tidak mengelak. ‘Nga, pertama saya telepon bapak ga angkat. Jangan mengelak pak,” kata Ali Akbar.

Menurut Burhan, PT ASDP tetap memrioritaskan keselamatan pelayaran dengan tetap berkoodinasi bersama manager operasional, nakhoda kapal, dan pihak lain seperti KSOP dan BMKG.

Burhan minta jika nakhoda belum puas dengan penjelasannya, persoalan ini bisa diteruskan ke Direksi PT ASDP di Jakarta setelah ramadan. Namun sebelum pengunjuk rasa bubar, Burhan dan Ali sempat berpelukan.

Sementtara itu sesuai laporan BMKG, tinggi gelombang di Selat Rote antara Pulau Timor dan Pulau Rote antara 1-3,5 meter dan kecepatan angin mencapai 50 kilometer per jam sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran. Penghentian pelayaran mengakibatkan sekitar 30 truk pengangkut bahan bangunan dan kelontong tertahan di pelabuhan. (gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.