Festival Sumba Picu Perbaikan Infrastruktur

  • Whatsapp
Ilustrasi Kuda

Kupang-Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur dari Kabupaten Sumba Timur Yunus Takandewa berharap festival tenun ikat dan parade 1001 kuda sandelwood yang segera digelar di Pulau Sumba dapat memicu perbaikan infrastruktur yang ada di pulau tersebut.

“Event besar seperti festival tenun ikat dan parade 1001 kuda harus mampu memicu pertumbuhan infrastruktur dasar di Pulau Sumba,” katanya saat dihubungi di Kupang, Senin (13/3)

Read More

Sebagai anggota dewan yang terpilih dari Daerah Pemilihan Sumba (Dapil III), Yunus mengakui masih banyak kekurangan infrastruktur penunjang terutama jalan di daerah wisata setempat.

Anggota dewan dari F-PDI Perjuangan itu mengatakan, wilayah Pulau Sumba terutama di jalur selatan memiliki banyak potensi wisata seperti megalitik dan keindahan alam namun belum populer karena akses jalan yang sulit dijangkau.

“Kondisi ini yang menyulitkan mobilisasi wisatawan menuju destinasi wisata sehingga dan banyak yang mengeluh karena kondisi jalan yang rusak parah,” katanya.

Menurutnya, pelaksanaan even di pulau yang terkenal dengan atraksi berkuda Pasola itu harus sejalan dengan kemajuan infrastruktur dasar seperti jalan maupun air dan listrik.

Takandewa mengapresiasi pelaksanaan even tersebut apalagi sesuai rencana akan dihadiri Presiden Jokowi, untuk itulah harus dimanfaatkan untuk memperbaiki infrastruktur.

Menuruntya, percepatan pembangunan infrastruktur di Pulau Sumba tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten maupun provinsi yang terbatas.

“Kalau hanya andalkan APBD maka setahun hanya 1-2 kilometer jalan saja yang dibangun, tapi kalau ada sentuhan bantuan APBN maka kemajuannya akan jauh lebih cepat,” katanya.

Untuk itu, pelaksanaan event dapat memacu dinas terkait di daerah bersama pusat membicarakan secara serius terkait kebutuhan daerah sehingga bisa dibantu melalui APBN.

Sejalan dengan itu, Ketua Komisi II DPRD NTT Yucundianus Lepa yang membidangi persoalan pariwisata mengatakan, pelaksanaan event-event berskala nasional harus berdampak langsung untuk masyarakat setempat.

“NTT terus melaksanakan event-event besar, namun harus dievaluasi juga sejauh mana dampak riilnya untuk masyarakat kita sendiri,” katanya saat dihubungi secara terpisah di Kupang.

Menurutnya, selain di Sumba, event besar lain seperti “Tour de Flores” yang rutin diadakan setiap tahun dengan menelan banyak biaya dari APBD juga harus memiliki efek balik terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Pariwisata kita sudah banyak mendapat penghargaan dan sudah terkenal hingga ke berbagai negara, pertanyaan selanjutnya sejauh mana sektor ini dapat memberikan sumbangan nyata untuk masyarakat kita,” demikian. (sumber: antara/ Aloysius Lewokeda)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.