Malaka – Pemkab Malaka, NTT membangun empat dapur umum untuk menyediakan makanan bagi 4.800 pengungsi banjir.
Empat dapur umum itu termasuk di antaranya satu dapur umum utama yang berlokasi di Susteran SSP Betun, ibu kota Malaka, menyuplai makanan ke sembilan titik pengungsian.
Penjabat Bupati Malaka Viktor Manek mengatakan dapur umum dikelola oleh pemerintah daerah, gereja dan nahdlatul ulama (NU).
“Misalnya dapur umum di sekolah kristen dikelola oleh pendeta dan majelis dan dapur umum yang dikelola oleyh ibu-ibu dari NU,” katanya saat dihubungi, Rabu (7/4).
Menurutnya, suplai beras dan kebutuhan pokok lainnya ke dapur umum lancar termasuk suplai alas tidur, selimut dan kebutuhan untuk perempuan dan anak. “Semuanya terkendali dan aman,” tambah Viktor Manek.
Sementara itu, ratusan warga yang terjebak di desa-desa yang terkepung banjir sudah bisa dicapai oleh tim penolong dari TNI, Polri, dan pemerintah daerah setempat.
Warga yang terjebak tersebut berasal dari tiga kecamatan yakni di Malaka Barat, Malaka Tengah dan Kecamatan Weliman. Mereka menyelamatkan diri di atap rumah dan di loteng sejak Senin (5/4).
Menurut Viktor, tim SAR baru mencapai desa-desa yang terisolasi karena banjir bandang akhir pekan lalu, Jembatan Benanain yang menghubungkan Betun dengan tiga kecamatan tersebut putus. Jembatan tersebut dibangun oleh Kementerian PUPR pasca banjir bandang pada 2000.
Menuruutnya, genangan air di permukiman penduduk yang sebelumnya antara 800 sentimeter sampai satu meter, sudah surut. Karena itu, warga yang terjebak tersebut dievakuasi. “Saat ini mereka sudah turun untuk membersihkan rumah,” kata Viktor.
Banjir bandang yang melanda kabupaten yang berbatasann dengan Timor Leste itu disebabkan hujan lebat yang turun selama berhari-hari akibat Siklon Seroja.
Sebanyak empat orang tewas dan 23 desa tergenang, termasuk lahan pertanian warga. (mi)
1 comment