Kupang – Rotary kembali mengucurkan dana sekitar Rp2,6 miliar untuk program kemanusiaan eliminasi malaria di Nusa Tenggara Timur yang dimulai tahun 2024.
Ini adalah dukungan Rotary untuk kedua kalinya atau dikenal dengan nama Rotary Global Grant II (GG II), setelah sukses dengan Rotary Global Grant I (GGI I) pada 2021-2023. Selama Global Grant I, Rotary Club telah mengucurkan dana sebesar Rp1,8 miliar untuk eliminasi malaria di Timor Barat atau Nusa Tenggara Timur dan berhasil mendukung upaya Kabupaten Belu mencapai eliminasi malaria pada 2023.
Jika tidak ada halangan, pada April 2024, Kabupaten Belu akan menerima sertifikat eliminasi malaria dari Kementerian Kesehatan.
“Kami bangga sekali dengan pencapaian dari Kabupaten Belu dan juga bisa berkontribusi untuk eliminasi malaria di Belu. Rotary berkomitmen untuk mendukung usaha-usaha yang dilakukan Kabupaten Belu untuk mencapai zero malaria,” kata Project Manager / PIC National Host, Ratna Pongkapadang di Kupang, Sabtu (17/2).
Adapun Workshop Evaluasi Global Grant I dan Work Plan Global Grant II – Malaria sudah digelar di Hotel Amaris Kupang sejak 28-31 Januari 2024.
Saat workshop tersebut, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Yustina Imelda Seu, S.KM menyerahkan penghargaan dari Bupati Belu kepada Rotary yang sudah mendukung Belu mencapai eliminasi malaria tersebut. “Harapan kami ke depan semoga Rotary tetap mendukung Kabupaten Belu untuk tetap mempertahankan status eliminasi sampai malaria hilang,” kata Yustina Imelda Seu.
Anggaran pada Global Grant II ini di fokuskan di lima kabupaten di Timor Barat termasuk Belu. Empat kabupaten lainnya yakni Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, dan Kupang.
Anggaran sebesar itu menjadi bukti Rotary Club District 3420 Indonesia yang di didukung oleh RAM (Rotary Against Malaria) Australia dan sejumlah Rotary Club Australia, RAM, RAWCS bekerja serius untuk mendukung program malaria khususnya di Timor Barat, NTT.
Rotary Club of Kupang Central juga menempatkan enam tenaga Malaria Support Officer (MSO) bersama tenaga ahli malaria di empat kabupaten prioritas yang berbatasan dengan Timor Leste tersebut.
Perekrutan tenaga berlangsung secara ketat mulai dari tahap seleksi, tes tertulis dan wawancara yang melibatkan Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT dan Rotary Club of Kupang Central serta Dinas Kesehatan Kabupaten. Mereka akan ditempatkan di wilayah prioritas pemberantasan malaria di Puskesmas termasuk yang berada di perbatasan RI-Timor Leste.
Menurut Ratna Pongkapadang, Rotary Club of Kupang Central merupakan bagian dari 46.000 Rotary Club yang tersebar di 198 negara dengan 1,5 juta anggota, adapun Rotary Club dibentuk sejak tahun 1905 di Illinois, Amerika.
Adapun peserta workshop berjumlah 20 orang yang terdiri dari para kabid P2P dan staf perencana malaria dari lima kabupaten tersebut, serta Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTT. Dalam kesempatan ini juga diserahkan Piagam Penghargaan dari Bupati Belu kepada Rotary Kupang Central atas kontribusi yang diberikan dalam mencapai zero malaria di Kabupaten Belu. (*/gma)