Kupang – Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur NTT 2024-2029, Emanuel Melkiades Laka Lena – Johanis Asadoma (Melki-Johni) merupakan contoh dan teladan yang baik bagi paslon lain.
Teladan yang diberikan Melki-Johni terutama mengenai pentingnya melestarikan tradisi dan budaya Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat debat perdana, Rabu, 23 Oktober 2023, hanya Melki-Johni yang mengenakan baju adat daerah karena. Melki Laka Lena merupakan orang asli NTT asal Kabupaten Ende, dan Johni Asadoma berasal dari Kabupaten Alor.
Karena itu, saat debat perdana tersebut, keduanya sama-sama mengenakan baju adat dari daerah masing-masing. Berbeda dengan Ansy-Jane yang sama-sama mengenakan baju berwarna putih. Begitu juga paslon SPK dan Andre juga mengenakan baju berwarna putih.
Akan tetapi pada debat kedua, Rabu (6/11/2024) malam, tak tanggung-tanggung, Ansy-Jane dan SPK-Andre langsung mengenakan pakaian adat.
Anggota Tim Pemenangan Melki-Johni, Gabriel Suku Kotan baju adat yang dikenakan Melki-Johni sejak debat perdana sampai kedua sekaligus menguatkan identitas budaya NTT , sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Ini bagian dari hilirisasi yang merupakan salah satu program Melki-Johni untuk mengenjot pendapatan masyarakat sekaligus menaikkan pendapatan asli daerah,” katanya.
Ke depan, setelah Melki-Johni terpilih jadi gubernur dan wakil gubernur, sesuai visi-misi memberdayakan perempuan dan Gen-Z dengan memberikan pinjaman dengan bunga rendah, tidak terbatas pada ibu-ibu penenun, tetapi juga sektor lainnya.
Untuk ibu-ibu penenun, agar hasil tenun yang mereka hasilkan, tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga dijual di pasar nasional hingga mancanegara.
Selain itu, lanjut mantan anggota DPRD NTT ini, baju adat juga menunjukkan identitas asli Melki-Johni yang sama-sama orang asli NTT. “Ini hebatnya paslon Melki-Johni, keduanya berpikir tentang bagaimana produk lokal ini dapat dipasarkan ke luar daerah sehingga mendatangkan keuntungan bagi para pelaku usaha dan UMKM,” ujarnya. (gma)