Kupang–Dua dokter hewan dari Politeknik Pertanian Kupang, NTT mengajarkan warga setempat cara mencegah penyakit pada ayam menggunakan jamu.
Dua orang dokter hewan tersebut yakni Ni Sri Yuliani M.Sc dan Gerson Y.I. Sakan M.Sc. Keduanya mengajari warga dua kelompok di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Dua kelompok itu yakni Veto Mone dan Kutulak.
“Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat di Desa Noelbaki dalam beternak ayam broiler (pedaging) yang ramah lingkungan berbasis penggunaan tanaman herbal,” ucap Ni Sri Yuliani M.Sc dan Gerson Y.I. Sakan M.Sc, Rabu (26/9/2018).
Pengabdian ini lanjut Yuliani, merupakan program yang dicanangkan oleh Kemenristek Dikti bersama intitusi Politani Kupang.
Menurutnya, tanaman herbal yang berasal dari kearifan lokal yang digunakan dalam usaha beternak ayam pedaging (broiler) oleh kedua kelompok peternak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi permasalahan penyakit dan meningkatkan kesehatan ayam pedaging dengan mengeluarkan biaya yang lebih murah serta bahan-bahan alam tersebut mudah didapat.
Dampak lainnya yang diperoleh bagi peternak yakni menurunnya tingkat kesakitan (morbiditas) dan tingkat kematian (mortalitas) ayam serta menurunkan polusi cemaran feses yang seringkali dianggap mengganggu kenyamanan masyarakat.
“Teknologi yang disampaikan ke masyarakat diharapkan dapat tercapainya peningkatan aspek produksi dan manajemen pemeliharaan,”imbuhnya.
Masyarakat kata Yuliani, diajarkan mengenai cara penerapan manajemen pemeliharaan dan kesehatan hewan melalui metode penyuluhan dan demonstrasi plot (demplot) di kandang ayam pedaging yang telah tersedia.
Pelatihan yang diberikan oleh keduanya berupa cara membuat jamu herbal dan cara pemberiannya (aplikasi) melalui air minum.
Materi tersebut dipraktikkan secara langsung oleh masyarakat dengan cara memelihara DOC selama satu periode sampai panen.
Yuliani menyebut, salah satu bentuk pencegahan kasus penyakit yang terjadi pada ayam broiler dapat dilakukan dengan pemberian ekstrak tanaman herbal (jamu).
Yuliani mengatakan, beberapa tanaman tradisional yang sudah mulai diteliti dan dimanfaatkan sebagai bahan suplemen pakan dan obat-obatan dalam budidaya ayam antara lain lempuyang, bawang putih kencur, lidah buaya, kunyit, temu lawak dan daun sambiloto dapat digunakan mencegah serangan kosidiosis pada ayam.
Proses pembuatan jamu yang disampaikan ke peternak adalah menggunakan bawang putih, jahe, temulawak dan kunyit.
Semua bahan jamu dihaluskan bisa menggunakan blender lalu ditambahkan air sebagai pelarut. Larutan tersebut ditambahkan gula dan Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) yang selanjutnya difermentasi selama enam hari.
Setelah selesai proses fermentasi lanjut Yuliani, jamu sudah bisa diberikan pada ayam broiler melalui air minum.
Respon ternak terhadap jamu hewan, dapat meningkatkan nafsu makan, ternak menjadi lebih sehat (tidak mudah diserang penyakit, pertumbuhan optimal dan kandang tidak menimbulkan bau (ammonia) yang menyengat.
“Berdasarkan wawancara dengan konsumen yang membeli ayam broiler hasil dari pemberian jamu herbal tersebut, mengatakan bahwa karkas broiler yang dikonsumsi tidak berbau amis dan ramah lingkungan,”tutupnya. (*).
Jakarta - PT PLN (Persero) menggelar PLN Women Summit 2024 sebagai bentuk perwujudan women empowerment…
Kupang - Violet Sun System, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan, saat ini…
Jakarta - Laporan baru yang diterbitkan oleh UNESCO pada Hari Kebebasan Pers Sedunia, 3 Mei,…
Kupang - Sepanjang bulan April 2024, langit di ujung Pulau Flores sedikit demi sedikit mulai…
Kupang - Tiga truk bermuatan batu kali di tahan aparat polisi di Pos Polisi Oeteta,…
Kupang - Tahun ini Indonesia memasuki usia ke-79. Namun, pendidikan di negeri ini masih saja…