Categories: Lingkungan

DKP NTT-WWF Sosialisasi RAN dan Pengelolaan Hiu

Kupang–Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nusa Tenggara Timur bersama WWF menggelar sosialisasi Rencana Aksi Nasional (RAN) dan Pengelolaan Hiu di Hotel T-More Kupang mulai 31-Mei-1 Juni 2016.

Sosialisasi tersebut juga mengandeng pakar dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. “Tujuan kegiatan ini untuk mensosialisasikan RAN Hiu di NTT dan mensinergikan upaya pengelolaan hiu di perairan NTT,” kata Ketua Panitia Donny M Bessie.

Donny mengatakan, dalam memastikan adanya pengelolaan terhadap keberlangsungan populasi hiu, Kementerian Kelautan dan Kerikanan (KKP) bersama patner telah menyusun National Plan of Actin (NPOA) atau disebut juga Rencana Aksi Nasional (RAN) dengan periode 2016-2020.

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan yaitu penyiapan regulasi nasional pengelolaan hiu dan pari.

Tujuan lainnya ialah mengimplementasi ketentuan internasional, peningkatan akurasi data hasil tangkap hiu, perlindungan/pengaturan pemanfatan ikan tertentu yang rawan terancam punah, penguatan upaya penelitian ikan hiu, dan peningkatan pemahaman stakeholder (dalam pengelolaan hiu).

Kegiatan ini diikuti 30 orang, mereka diberi pemahaman mengenai RAN Hiu yang telah dipublikasikan sehingga dapat diterapkan tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di tingkat daerah.

Hiu samudra sirip putih (Carcharhinus longimanus)/Foto: BBC

Selain mengidentifikasi gap yang terjadi dalam pengelolaan hiu di daerah dari berbagai aspek seperti pengelolaan habitat penting, sosial budaya, perdagangan, kebijakan dan kelembagaan.

Sinergitas pengelolaan hiu ini diharapkan dapat memperjelas pembagian peran antarlembaga dalam mendukung pengelolaan hiu yang berkelanjutan.

Sementara itu sambutan Plt Kepala DKP NTT yang dibacakan Kepala Unit Pelayan Teknis (UPT) Laboratorium Pengujian dan Pengawasan Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) NTT Januario Da Luz.

Ia mengatakan keterbatasan ketersediaan sumberdaya di daratan akan mendorong semakin banyaknya penduduk yang berusaha di pesisir dan laut pada masa yang akan datang.

“Ekosistem pesisir yang terdapat di sekitar pulau-pulau tersebut telah memberikan manfaat secara fisik sebagai pelindung pulau-pulau dari bahaya abrasi, gelombang, badai dan tsunami. Di samping itu keberadaan ekosistem pesisir serta sumberdaya hayati yang terkandung di dalamnya telah pula memberikan keuntungan secara ekonomi bagi penduduk yang mendiami pulau-pulau tersebut,” katanya. (rr)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Mahasiswa PPG Prajabatan Undana dan Komunitas Mangrove Leaf Ajak Anak Kelola Sampah Plastik Melalui Ecobric

Kupang - Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia adalah pengelolaan sampah plastik. Sampah plastik…

7 hours ago

Misi Terangi Negeri, PLN Berhasil Menerangi 4 Desa di Pulau Timor

Kupang - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur melalui Unit Pelaksana Proyek…

10 hours ago

Tingkatkan Softskill kekinian, Bakti Nusa Gelar Walk the Talk #2

Bogor - Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa ) Angkatan 13 menggelar Walk the Talk #2…

20 hours ago

Polisi Tangkap 2 Pencuri Motor di Kelurahan Oebufu

Kupang - Subnit Jatanras, Restkrim Polresta Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur menangkap dua pencuri sepeda…

21 hours ago

Duta Besar Australia untuk Perubahan Iklim Berkunjung ke Indonesia

Kupang - Minggu ini, Duta Besar Australia untuk Perubahan Iklim, Kristin Tilley, mengunjungi Indonesia untuk…

1 day ago

Bisnis Mangan di Timor Kembali Menggeliat?

Kupang - Tahun 2010 hingga sekitar tahun 2014, bisnis baru mangan di wilayah Kabupaten Kupang,…

2 days ago