Kupang – Penjurian terhadap 96 Cerita Rakyat Tempat Wisata yang dikirim puluhan pelajar dari 22 kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) segera rampung.
Ketua tim juri Marsel Robot dari Universitas Nusa Cendana mengatakan pengumuman pemenang akan digelar dalam dua atau tiga hari ke depan. Saat ini, tim juri sedang melakukan verifikasi ulang seluruh tulisan yang telah dinilai, untuk memastikan naskah tersebut benar-benar asli yakni ditulis oleh penulisnya, bukan ditulis oleh orang.
“Sebetulnya kalau untukk mendapatkan asli dari hasil penjurian ini kita mesti wawancara yang masuk nominasi,” kata Marsel Robot dalam jumpa pers Penjurian Cerita Rakyat Tempat Wisata di Kupang, Selasa (24/10/2023) malam.
Kompetisi khusus pelajar SMP dan SMA ini dibuka sejak 1-28 Agustus 2023 di seluruh kantor cabang Bank NTT. Dari total 723 naskah yang masuk ke juri di tingkat lokal, hanya 96 naskah yang lolos ke tim juri provinsi yang seluruhnya akan memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) serta dibukukan dalam tiga bahasa yakni bahasa daerah asal tulisan tersebut, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Hadir dalam jumpa pers tersebut, Divisi Dana Bank NTT Sonny Pellokila,Kasubdiv Edukasi dan Promosi, Aberth Bria bersama staf, serta anggota tim juri lainnya dari Universitas Nusa Cendana.
Menurut Sonny Pellokila, sejak kompetisi dibuka, sambutan dari daerah luar biasa. Malah, sejumlah bupati menyurati kepala dinas pendidikan untuk mengawal kompetisi ini. Para kepala daerah antusias lantaran, tulisan-tulisan yang diproduksi para pelajar bakal mengangkat destinasi wisata mereka kian dikenal luas secara nasional maupun mancanegara.
Pasalnya, Bank NTT akan menempatkan cerita-cerita tersebut di semua pintu masuk kabupaten dan kota seperti bandara, pelabuhan, dan terminal. Wisatawan cukup scan barcode, mereka langsung tahu cerita destinasi wisata yang ada di daerah itu.
Tidak itu saja, informasi yang disiapkan juga mencakup rute perjalanan ke lokasi wisata, alat transportasi, ongkos angkutan, penginapan, UMKM binaan Bank NTT, ATM, bank yang ada di sana, dan faslitas penting lainnya.
Sonny juga mengingatkan mengenai keaslian tulisan yang dihasilkan para pelajar. Untuk itu, tulisan yang sudah diproduksi dan masuk nominasi, wajib dikonfirmasi kembali kepada tokoh adat di lokasi tempat tulisan dibuat, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan dan kepala dinas pariwisata.
Hal ini untuk mencegah munculnya persoalan di kemudian hari apabila cerita yang ditulis berbeda dengan cerita aslinya. “Kalau belum diapprove ole tua adat di daerah itu, berarti tidak akan dinlai,” tandasnya.
Sonny mencontohkan legenda tentang Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende. “Betul ada danau tiga warna tetapi legenda terjadinya danau tiga warna itu menurut orang tua dulu seperti apa,” ujarnya.
Dengan membaca tulisan itu, setiap orang yang naik ke puncak Kelimutu akan merasakan aura karena telah membaca ceritanya. “Dia ke sana bsa telik sesuai cerita yang dia sudah baca dan mereka mendapatkan sesuatu di situ,” kata Sonny Pellokila. Adapun tema kompetisi ini ialah EUFORIA (Education, Fun & historyy) BIK 2023 dan sub tema ‘Kar’na (Kenalkan, Anjungkan, Ramaikan, dan Abadikan) NTT Punya Cerita’. (*/gma)