Di Tangan Bank NTT, Napan jadi Desa Maju di Perbatasan RI-Timor Leste

  • Whatsapp
dok Humas Bank NTT

Kefamenanu – Tidak ada yang menyangka, Desa Napan di Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, kini menjadi desa maju di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.

Napan yang dulunya terpencil dan kumuh, ternyata memiliki potensi sumber daya ekonomi dan kemampuan untuk mengelolanya demi peningkatan kesejahteraan warga, sekaligus menangulangi kemiskinan maupun stunting.

Read More

Setidaknya, hal itu yang tergambar dari keterangan Kepala Desa Napan, Marselus Siki kepada Juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Stenly Boymau yang mengunjungi Napan pada 17 November 2022.

Cerita Napan menjadi desa maju, berawal dari pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan pada 2019. “Setelah Pak Jokowi membangun PLBN di sini, ditambah dengan Bank NTT yang mendampingi sehingga Napan kini sudah semakin baik. Desa ini sudah jauh berubah,” kata Merselus Siki.

Marselus menyebutkan kontribusi nyata Bank NTT tersebut yang membuat desa ini menjadi desa maju. Salah satunya Industri Kecil Menengah (IKM) Suka Maju milik seorang warga setempat bernama Antonius Anton.

IKM ini dukung penuh oleh Bank NTT dengan memproduksi minuman fermentasi jahe dan pisang, serta aneka kerajinan tangan. .

Bahkan IKM sudah berkontribusi bagi Pendapatan Asli Desa (PAD) desa setempat. Putaran Roda ekonomi di Napan sudah semakin lancar, apalagi pengunjung PLBN Napan, pasti mampir ke IKM Suka Maju untuk berbelanja. “Beginilah kondisi kami sekarang, sudah jauh berubah dibanding sebelumnya. Dulu Napan hanyalah sebuah desa kecil, namun sekarang kami sudah menjadi sebuah desa yang putaran roda ekonominya baik,” kata Siki.

Rintis Usaha Sejak 2010

Antonius Anton mengisahkan awal ia merintis usahanya pada 2010, yang diawali dengan meracik aneka minuman herbal dan anggur fermentasi jahe dan pisang.

“Saat itu saya racik hanya untuk konsumsi gratis warga. Setiap tamu yang mampir, saya suguhi. Lama-lama mereka katakan suka, dan saya mulai produksi skala besar. Bank NTT mulai mendukung usaha ini pada 2013 sampai saat ini,” ujar Anton sambil memperlihatkan jenis produk hasil produksi IKM Suka Maju.

Produk hasil produksi IKM Suka Maju terdiri dari anggur fermentasi jahe dan pisang yang kadar alkoholnya 11 %, madu batu dalam kemasan kecil, aneka makanan ringan dengan bahan baku yang dihasilkan warga setempat. Seperti keripik singkong, keripik talas, jagung bunga, kue rambut, ramuan herbal rematik dan berbagai penyakit kulit, minyak urut untuk penyakit kulit, serta banyak jenis produk khas Napan.

Pemerintah desa Napan membentuk sejumlah kelompok tenun, beranggotakan ibu-ibu rumah tangga di desa setempat. Hasil tenunan mereka dijual di pusat penjualan yang dibangun dekat rumah Antonius Anton.

“Kami punya tenunan yang coraknya beaneka ragam. Semuanyaa hasil karya ibu-ibu di Napan. Kami bersyukur karena usaha kami kian maju, keuntungannya jutaan rupiah dan dari usaha ini, banyak menghidupi rumah-rumah tanggaa disini, dan anak-anak kami pun bis kuliah,” kata Anton yang usai menerima tim juri di rumahnya harus segera ke Kupang meenghadiri wisuda anaknya pada Jumat (18/11) pagi. “Anak saya bisa menamatkan kuliahnya dari usaha ini,”ujarnya dengan wajah gembira.

Pimpinan Bank NTT Cabang Kefamenanu, Fridolina M.M Faturene saat itu menjelaskan, Napan adalah satu dari empat desa lainnya yang mengikuti Festival Desa Binaan Bank NTT.

“Kami mempersiapkan desa ini menjadi peserta festival, karena usaha kreatif masyarakat disini cuku0 variatif dan berkembang. Napan adalah sebuah destinasi pariwisata, karena disini ada PLBN, sehingga tempat usahanya kami dampingi, dan hari ini mereka boleh bertumbuh menjadi desa yang cukup berhasil,”tegasnya menambahkan, Bank NTT memfasilitasi kelompok ini, sehingga setiap transaksinya menggunakan kanal yang disiapkan oleh Bank NTT.

Sementara, Stenly Boymau saat itu memberi apresiasi atas berbagaai terobosan yang sudah dilakukan oleh pemerintah desa Napan dan IKM Suka Maju pimpinan Antonius Anton yang kini sudah semakin maju.

“Jika di Agustus kemarin, saya mendapat ceritra bahwa desa ini masih belum begitu bergeliat kelompok usahanya, namun dalam waktu dua bulan, perubahannya sangat drastis. Hampir 100 persen. Tempat usahanya sudah bersih, sehat, penataan produk yang dijual pun sudah bagus, belum lagi setiap produk memiliki packaging yang menarik,” tandas konsultan Bank NTT.

Baginya, sebaik apapun kualitas produk yang dijual, jika dimasukkan dalam wadah yang kurang menarik, maka akan berpengaruh pada daya beli konsumen. Apalagi, Bank NTT sudah memfasilitasi pelaku usaha dengan mendesain wadah yang bagus, menarik, serta membantu dari sisi perijinan, labelisasi, maupun sertifikasi oleh lembaga yang bertanggungjawab.

“Nah labelisasi serta sertifikasi ini menjadi garansi tentang kualitas produk yang kita jual. Orang lain menganggap ini sepele, namun sebenarnya penting,”tegasnya lagi. Dia menyarankan agar IKM Suka Maju terus meningkatkan produktifitasnya, semakin memperluas jangkauan pemasarannya, serta menjalin komunikasi dengan PLBN Napan agar produk mereka pun masuk ke sana.

“Napan sebagai etalase Bangsa Indonesia harus dimanfaatkan. Produk-produk tenunan yang dihasilkan harus didesain agar ramah terhadap milenial. Misalnya ada anting, gelang, serta aneka produk lainnya berbahan dasar tenun. Sehingga tenun tidak saja dijual selembar utuh, melainkan dipotong kecil-kecil dan didesain dalam beraneka bentuk, tentu akan mendatangkan keuntungan yang lebih,” pungkasnya. (*/humas bank ntt)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.