Kupang – Kelurahan Batuplat di Kecamatan Alak, merupakan satu dari 51 kelurahan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur yang sukses menekan produksi sampah.
Kesuksesan Batuplat berawal dari progam daur ulang sampah yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir, terutama sampah plastik yang sulit terurai.
Sebaliknya, sampah yang dihasilkan masyarakat didaur ulang menjadi kerajinan kreatf yang menghasilkan karya indah, serta wadah yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan barang-barang, aneka bunga dan hiasan. “Di sini ada potensi-potensi sampah yang bisa diolah oleh pegiat-pegiat lingkungan yang peduli dengan kegiatan pengolahan sampah,” ujarnya, Senin (17/7/2023).
Program yang digagas Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh ini, dijalankan dengan baik oleh Lurah Batuplat, Jerimod A .Oktavianus.
Jerimod mengawali penanganan sampah di Batuplat dengan memberikan edukasi kepada warga agar peduli dengan kebersihan, yakni tidak membuang sampah secara sembarangn, karena sampah yang dibuang di got atau jalan raya, akan membuat wajah kelurahan menjadi kotor serta dan menimbulkan pencemaran lingkungan.
Berawal dari situ, Jerimod berkolaborasi dengan pegiat-pegiat lingkungan yang peduli dengan pengolahan sampah, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, sekolah, lembaga keagamaan dan dasawisma.
Para pegiat lingkungan ini bekerjamemanfaatkan bahan-bahan bekas, dedaunan kering hingga sampah plastik, dibentuk menjadi karya seni yang indah, sekaligus menjadi contoh bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. “Kita juga gaungkan di masyarakat agar membuat pagar mini mengunakan bambu dan kayu,” ujarnya.
Namun, mantan sekretaris Kelurahan Fatululi ini mengakui upaya penyadaran masyarakat soal sampah butuh kerja keras, waktu dan pengorbanan dari pemimpin.
Menurutnya, kepemimpin dapat menentukan suatu program pemerintah berhasil atau tidak. Untuk program ini, keberhasilan menangani sampah juga bergantung dari apakah pemimpin tersebut peduli dengan lingkungan. “Itu kita buktikan, tidak hanya menjadi penggerak, tetapi juga pelaku, dan kita terus memberikan edukasi kepada masyarakat hal-hal yang sederhana termasuk pertambahan nilai dari sampah ini,” ujarnya.
Dia mencontohkan, saat Penjabat Wali Kota Kupang mencetuskan program penanaman bougenvile untuk memperindah Kota Kupang, Kelurahan Batuplat melakukan penanaman di pot yang dibuat dari ban bekas. “Saya lihat teman-teman di kelurahan lain ikut. Jadi, upaya-upaya mengurangi sampah itu banyak,” kata Jerimod.
Adapun edukasi yang diberikan yang disampaikan tersebut, bertujuan mendukung setia program yang sudah dirancang pemerintah. Menutnya, selama ini program yang dirancang kelurahan berjalan dengan baik.
Hal itulah yang membuat Batuplat selalu menyabet juara pertama pada lomba kebersihan yang digelar Pemerintah Kota Kupang. Hasil yang diraih tersebut, tentu tidak terlepas dari dukungan masyarakat serta kerja keras dari lurah dan aparat di kelurahan ini. (gma)
Editor: Gamaliel