Danrem 161/Wira Sakti Tinjau Perbatasan Motaain

  • Whatsapp

Atambua – Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Iman Budiman, melakukan Kunjungan Kerja lanjutan ke Kabupaten Belu Wilayah Perbatasan RI-RDTL, Sabtu (08/01/2021).

Rombongan Komandan Korem 161/WS tiba di Hotel King Star Belu pada pukul 15:10 Wita kemarin sore Jum’at (07/01/2022) dilanjutkan menuju ke Perbatasan Mota’ain guna meninjau sekaligus melihat secara dekat PLBN Mota’ain di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur.

Brigjen TNI Iman Budiman didampingi oleh Ketua Persit KCK Koorcab Rem 161 PD IX/Udayana Ny. Tita Budiman bersama rombongan dengan menggunakan jalur darat melewati Kodim 1621/TTS, Kodim 1618/TTU menuju Kabupaten Belu. Tiba di Makodim 1605/Belu pada pukul 08:10 Wita diawali dengan pengalungan kain Tais oleh Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Inf Wiji Untoro lanjut sapaan adat Hasei Hawaka dilanjutkan tarian Liku Rai kemudian Laporan Situasi oleh Komandan Kodim 1605/Belu, Laporan Pos 1 dan menerima Jajar Kehormatan di depan Mokodim 1605/Belu Jln. Ahmad Yani , Belu, Sabtu (08/01/2022).

Usai penyambutan, rombongan Danrem 161/WS menuju tenda pengarahan anggota TNI, PNS dan Persit Kodim 1605/Belu.

Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Iman Budiman menyampaikan pada saat pengarahan di makodim 1605/Belu, “jangan selalu perlakukan saya sebagai Komandan Korem, cukup perlakukan saya pada saat upacara saja karena kita tidak ada perang kalau ada perang ikuti saya sebagai Komandan tetapi di masa damai seperti ini dimana kesempatan Negara kita untuk membangun maka kesempatan untuk kita bersama-sama rakyat, bersama Pemerintah serta perangkatnya menumbuhkan Indonesia maju”.

“Jati diri Prajurit maupun Prajurit Polri dalam peradaban yang pernah ada sebelum peradaban baru dalam bentuk struktur Negara terjadi pada tahun 1945, sebelum Malaka ada manusia atau makhluk lain yang bertempat di sini (Malaka), salah satunya adalah Raja atau Kesultanan Malaka. Pada tahun 1945 ada 337 Kesultanan dan Kerajaan, Suku dan Etnis yang semua bersepakat untuk membuat peradaban baru dalam bentuk Negara dan pada tahun 1945 pula peradaban Monarki sudah mulai memudar dan terbangunlah Negara, kok bisa seketika terbangunnya sebuah Negara? Karena 336 Raja dan Sultan, Kepala Adat, Pemuka Agama dan Pemuka Etnis semuanya bersepakat untuk meleburkan diri menghilangkan konsep Kesultanannya, Kerajaannya kedalam Struktur Pemerintahan Negara”, terang Danrem.

“Kultur atau Budaya pada jaman Monarki akan sangat berbeda dengan Kultur atau Budaya pada jaman Struktur Negara, aturan main dunianya berbeda dan merasakan secara langsung berbeda cara hidup di antar kedua peradaban tersebut seperti peradaban yang baru ini uang adalah modal untuk bertahan hidup sementara diperadaban ini diajarkan dalam ilmu ekonomi untuk bisa mempunyai modal untuk bertahan hidup paling tidak enam bulan”, tandasnya.

“Untuk diketahui, seluruh rangkaian kegiatan Kunker perdana Danrem 161/WS ke daerah Belu di Perbatasan RI-RDTL selalu menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19”.

Turut hadir pada kegiatan Kunjungan hari ke-3 di Wilayah Kodim 1605/Belu, Ketua Persit KCK Koorcab Rem 161/WS Ny. Tita Iman Budiman, Kasi Intel Kasrem 161/WS Letkol Kav Fadjar Wahyudi Broto beserta istri, Dandenpom IX/1 Kupang Letkol CPM Joao Cesar Da Costa Corte Real, S. E., Dandim 1605/Belu Letkol Inf Wiji Untoro, Kapolres Belu AKBP Yosep K. dan Pgs. Kepala Penerangan Korem 161/WS Mayor Inf Dafrian, S.S. (*)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.