
Kupang–Lintasntt.com: Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT Naek Tigor Sinaga menilai dampak pelemahan rupiah di daerah itu minim bila dibanding dengan daerah lain.
Hal itu disebabkan struktur ekonomi NTT masih berada pada sektor pertanian, perikanan dan kelautan yang mencapai 29,8% mendukung kecilnya nilai impor bahan baku. Sedangkan sektor industri pengolahan hanya sebesar 1,23% dari total PDRB.
”
Angka ekspor NTT hanya Rp270 miliar kurs 13.000 per dolar atau 0,4% dari total PDRB 2014 yang mencapai Rp68,60 triliun, dan impor hanya Rp414,83 miliar atau 0,6% dari PDRB,” ujar Tigor dalam pertemuan bersama wartawan di Kupang, Jumat (28/8).
Namun ia mengingatkan ada gap ekspor-impor antardaerah yang mencapai net impor sampai 50%, sebagian besar terdiri dari beras dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
“Kalau beras belum dipengaruhi dolar karena saat ini sedang panen raya,” kata Dia. (gma/mi)