Kupang – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara berhasil melaksanakan proses backfeeding atau energize sistem 150 kV PLTU Timor 1 (2 x 50 Mw) masuk ke Plant Site.
Backfeeding merupakan tahapan proses pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan sambungan sementara energi listrik dari sistem 150 kV yang digunakan untuk pengujian kesiapan peralatan-peralatan (individual test) dan pengujian peralatan secara bersamaan (commissioning) sebelum masuk ke tahapan operasional.
General Manager UIP Nusa Tenggara, Wahidin, Jumat (2/12/2022) mengatakan, proses backfeeding ini menandakan PLTU telah menerima tegangan pertama dari sistem transmisi 150 kV sistem Timor melalui Gardu Induk Panaf/Kupang Peaker ke Generator Transformer unit 1 dan unit 2.
“Keberhasilan ini menjadi sangat penting dan krusial untuk menyelesaikan proses pengujian fungsi dari masing-masing alat seperti elektrikal mekanikal, wiring dan proteksi, sebelum kami melaksanakan uji fungsi peralatan secara bersamaan,” ungkap Wahidin.
Secara teknis, lanjut dia, setelah backfeeding, pihaknya akan melaksanakan persiapan untuk melakukan first boiler firing yang merupakan kegiatan percobaan pembakaran pertama (burner) pada boiler PLTU dengan menggunakan bahan bakar minyak high speed diesel (HSD). Aktivitas pembakaran itu kemudian dilanjutkan dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap pada boiler, dan selanjutnya, tahapan tersebut digunakan untuk membersihkan saluran pipa uap atau steam blow, sampai kualitas uap bersih sebelum akhirnya masuk ke turbin
“Saat ini progress pembangunan telah mencapai angka 80,1%, milestone penting pada tahap berikutnya adalah first syncrhon, atau PLTU telah menghasilkan tegangan yang sinkron dengan sistem Timor,” tambah Wahidin.
PLTU Timor 1 yang memiliki kapasitas 2×50 MW merupakan bagian dari program 35.000 MW yang berlokasi di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang direncanakan akan menjadi salah satu pembangkit backbone atau pembangkit utama untuk menopang beban daya pada sistem kelistrik pulau Timor. Keandalan sistem kelistrikan, dan ketercukupan daya energi listrik merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Ke depan energi listrik sebesar 100 MW yang dihasilkan oleh PLTU Timor 1 akan dikirim melalui sistem tegagnan tinggi (SUTT) Pulau Timor, melalui gardu Induk-gardu Induk yang telah dibangun, sehingga pemanfaatan energi listrik kedepan akan mampu menopang dan mendorong kegiatan aktifitas masyarakat segala sektor dengan keandalan yang lebih baik,” ujarnya
Diakuinya, kedepan penyelesaian pembangunan pembangkitan ini merupakan bagian dari akhir era pembangunan PLTU, yang merupakan pembangkit termal dengan bahan bakar batu bara. Kedepan PLN akan lebih memfokuskan pembangunan pembangkit ramah lingkungan melalui sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti yang pihaknya sedang siapkan saat ini di kabupaten Ngada (PLTP Mataloko) dan Kabupaten Manggarai (PLTP Ulumbu).
Untuk diketahui bahwa PLTU Timor 1 adalah pembangkit berbahan bakar batubara yang menggunakan teknologi Circulating Fluidized Boiler (CFB), dan merupakan teknologi yang ramah lingkungan, dikarenakan SO2 dan NO2 yang dihasilakan dari proses pembakaran akan diserap oleh limestone pada boiler.
Selain itu juga, PLTU teknologi CFB juga memiliki kelebihan mampu dioperasikan dengan campuran biomassa (cofiring), sehingga strategi PLN dalam melaksanakan bauran energi terbarukan (EBT) 23 persen pada tahun 2025 tetap konsisten.
“Operasional pembangkit kedepan dapat menerapkan sistem cofiring biomassa, dengan mengimplementasikan teknologi yang mampu melakukan pembakaran dua jenis bahan bakar secara bersamaan, tentunya dapat memberikan dampak penurunan emisi karbon,” ujarnya. (*)