Cakupan Riil Imuniasi MR di NTT 97,04%

  • Whatsapp
Imunisasi MR/Foto: Lintasntt.com

Kupang–Cakupan riil imunisasi Measles-Rubella (MR) di Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (31/10) pukul 15.00 Wita mencapai 97,04%.

Kepala Dinas Kesehatan NTT dokter Dominikus Mere mengatakan capaian tersebut sesuai target pemerintah yakni 95%.

“Sasaran ril vaksinasi MR di NTT 1.671.482 orang, sudah diimuniasi 97,04 persen,” katanya saat memberikan keterangan pers kepada wartawan.

Namun capaian itu berbeda dengan target Kementerian Kesehatan yang menyebutkan jumlah anak usia 9 bulan-15 tahun yang harus diberi vaksin di daerah itu mencapai 1.748.359 orang atau 94,11%. “Kalau membandingkan antara target Kementerian Kesehatan dan sasaran ril, selisihnya cukup jauh,” ujarnya.

Kampanye imuniasi MR fase I mulai Agustus-September 2018, kemudian Fase II mulai 1-31 Oktober.

Dari 22 kabupaten dan kota di NTT, capaian tertinggi atau di atas 95% terdapat di 10 kabupaten yakni Sumba Barat 98,35%, Sumba Timur 96,93%, Timor Tengah Selatan 100,78%, Timor Tengah Utara 101,89%, Belu 95,98%, Alor 98,41%, Sikka 97,38%, Sumba Tengah 95,63%, Sumba Barat Daya 98,05, dan Kota Kupang 95,58%.

Sedangkan cakupan terendah terdapat di tiga kabupaten yakni Kupang 89,04%, Manggarai Barat 81,19% dan Lembata 87,1%.

Menurut Dia, ada dua kendala utama yang mengakibatkan cakupan imuniasi MR di sejumlah kabupaten NTT tidak mencapai target yakni adanya penolakan terhadp vaksin karena dinilai haram. Penolakan tersebut terjadi di kabupaten yang cakupannya rendah.

Kendala lain ialah terjadi perbedaan angka antara target yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dengan kondisi ril di kabupaten dan kota. Akan tetapi menurut Dia, petugas kesehatan di dinas kesehatan di setiap kabupaten dan puskesmas terus bekerja untuk memastikan seluruh kelompok sasaran diberi vaksin MR.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan NTT dokter Theresia Sarlin Ralo mengatakan penyakit MR sangat berbahaya dan menular.

Anak-anak yang tertular virus MR, dapat menularkan kepada ibu hamil sehingga bisa berdampak keguguran terutama pada trimester pertama.

Anak yang dilahirkan pun akan mengalami kelainan jantung, katarak kongenital, tuli, keterlambatan perkembangan, dan kerusakan jaringan otak.

Menurutnya, virus MR sudah ditemukan di empat kabupaten di NTT yakni Sikka, Flores Timur, Ende, dan Manggarai Barat. Bahkan di Sikka ditemukan 55 anak terpapar virus tersebut. (gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.