Bunda Julie Laiskodat ‘Menenun’ Harapan Ibu-Ibu NTT Sampai Mandiri

  • Whatsapp
Bunda Julie

Kupang – Nama Bunda Julie sudah populer dan merakyat di mana-mana. Mulai dari ibu-ibu penenun di kampung, kaum muda pencinta tenun ikat, model, hingga desain.

Suara ibu-ibu di kampung, di bumi Flobamora yang pernah dikunjungi Julie Sutrisno Laiskodat, isti Gubernur NTT Viktor Laiskodat ini rata-rata memberikan nuansa segar bagi dunia tenun ikat.Dalam  setiap kunjungan, para penenun ini senang karena Bunda Julie selalu membeli sarung hasil tenunan mereka, yang merupakan karya seni warisan para leluhur.

Read More

Pertanyaan, apa alasan Bunda Julie harus mengeluarkan banyak uang membeli sarung karya para ibu yang ia temui dalam setiap kunjungannya?. Jawabannya, untuk diolah menjadi beragam busana moderen, dipamerkan dan dijual kembali dalam berbagai ajang pameran di tingkat, nasional maupun internasional.

Apa yang dilakukan Bunda Julie ini bertujuan mengangkat nilai budaya unik dan langka karya seni leluhur ini, dan tentu untuk meningkatkan pendapatan para penenun.

Salah satu contoh dalam meningkatkan produksi dan ekonomi kaum ibu, Ketua Dekranasda NTT ini telah melakukan gebrakan besar dengan menyulap gedung Kantor Dekransda NTT di Kelurahan Kuanino, Kota Kupang menjadi miniatur budaya tenun ikat NTT.

Rasa-rasanya, setiap mata yang melihat gedung Dekranasda pasti tercengang, lantaran selama ini gedung tersebut terlihat seperti gedung yang tak berguna, tetapi kini di dalamnya penuh dengan pajangan produk-produk UKM khas NTT, dan secara khusus kain sarung berbagai motif dari seluruh penjuru kabupaten di NTT.

Agar tenun ikat NTT mendunia, Bunda Julie tidak hanya mendorong para ibu terus menenun, tetapi ia memberikan bantuan modal dan benang melalui Dekranasda dan bantuan pribadi, serta memasarkannya melalui mode-mode busana karya para ibu maupun para desainer muda ke tingkat nasiona dan internasional melalui ajang fashion show.

Bunda Julie juga menantang kaum muda NTT untuk berani berkreasi menciptakan karya-karya mode baru dan modern. Ia ingin putra-putri NTT menjadi model-model dan desainer tangguh mengolah kain tenun ikat NTT. Bunda Julie berharap, nantinya suatu suatu saat para desainer muda NTT akan mampu bersaing dengan para desainer nasional dan internasional.

Gebrakan Bunda Julie ini bukan hanya menegaskan bahwa dirinya adalah seorang pencinta dan pelaku seni budaya tradisional dan modern, tetapi sekaligus membawa generasi muda NTT memasuki sebuah era baru dunia desain yang selama bertahun-tahun dianggap sebagai dunia yang asing.

Ditemui di Stand Dekranasda Provinsi NTT saat berlangsungnya Indonesia Indonesia Fashion Week 2022 Tresure of Mangnificent Borneo di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (15/4/2022) siang, perempuan bertubuh ramping, gesit, lincah nan tegas dan ramah ini menegaskan bahwa dirinya terobsesi mencetak desainer-desainer muda dari Provinsi NTT.

Untuk mencapai cita-cita itu, Bunda Julie gencar mendorong seluruh Dekranasda NTT untuk mengalokasikan anggaran sejak tahun 2019 sampai saat ini. Anggaran tersebut, untuk membiayai para mentor nasional datang ke NTT memberikan pendidikan dan pelatihan membentuk pola dan menjahit mode busana. Para mentor nasional itu, yaitu Defrico Audy, Maya Ratih dan Temma Prasetio.

Alhasil, upaya dan kerja keras Bunda Julie bersama seluruh ketua Dekranasda se NTT membuahkan hasil. Sebanyak 14 putra-putri NTT mempersembahkan karya seni mode-mode modern busana bermotif dan corak NTT di ajang Indonesia Fashion Week 2022 Tresure of Magnificent Borneo di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (15/4/2022) yang disaksikan ratusan tamu undangan dan pencinta dan pelaku desain mode Indonesia.

Melihat kesuksesan pertama ini, Bunda Julie sebagai Ketua Dekranasda NTT dan sebagai pendiri Levico Butik, mengaku bangga dan gembira. Namun demikian, ia tidak mengurut dada, puas dengan capaian ini. Dalam obrolan dengan media, ia tetap bertekad bekerja keras bersama seluruh Ketua Dekranasda dan seluruh UMKM dan kelompok tenun ikat di NTT, terus berjuang melahirkan modeling dan para desainer-desainer baru asal NTT.

Bagi Bunda Julie, anak-anak muda NTT memiliki bakat, kemampuan dan talenta, hanya saja selama ini mereka belum diberi ruang dan didukung dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai. Buktinya, kata dia, setelah diberikan kesempatan oleh tim Dekranasda NTT melalui tangan para mentor nasional, Defrico Audy, Maya Ratih dan Temma Prasetio, ternyata mereka juga mampu berkreasi dan berinonavasi mengukir karya mode-mode yang sangat bagus.

“Saya berusaha buat sebanyak banyaknya karena jabatan cepat berlalu dan tidak kekal. Tujuannya adalah untuk masyarakat NTT khusus perempuan dan anak muda bisa mandiri di masa depan.Kali ini baru 14 orang desainer lokal dari NTT. Ke depan harus bertambah lagi desainer-desainer muda kita,” demikian letupan tulus suara hati Bunda Julie dalam obrolan dengan media.

Untuk diketahui, Indonesia Fashion Week 2022 Tresure of Mangnificent Borneo menampilkan para model dan desainer di panggung cat walk, Dekranasda NTT dan memamerkan dan menjual sarung-sarug tenun, selendang, baju, jaket, jas, tas, dompet dan beragam kerajinan tangan ciri khas NTT.

Kehadiran Stand Dekranasda NTT tampak menarik perhatian. Banyak para pengunjung yang merasa tertarik juga berbelanja busana dan cenderamata. (*/gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.

1 comment