BKPM Optimistis Investasi di NTT Terus Meningkat

  • Whatsapp
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong /Foto: Gamaliel

Kupang–Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong optimistis pertumbuhan investasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat menyusul surplus listrik sebesar 90 Megawatt (Mw) di daerah itu.

Menurut Thomas dalam kurun waktu satu tahun terakhir, industri di NTT menggeliat, antara lain tambak garam industri seluas 395 hektare (ha) di Kabupaten Kupang yang masih dikembangkan mencapai 8.000 ha.

Read More

Selain itu, investor rambut palsu asal Jepang mulai beroperasi di Kota Kupang, dan akan ang akan dibangun ialah PT Semen Indonesia Kupang dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.

“Ini tanda-tanda kemajuan konkrit sehingga saya optimistis apalagi adanya surplus listrik, kita segera berbicara mengenai rencana-rencana ke depan,” kata Thomas kepada wartawan seusai menghadiri Soft Opening Gedung Baru Kantor Gubernur NTT, Selasa (20/12).

Thomas mengatakan akan terus mendorong investasi di daerah ini terutama di sektor pariwisata dan manufaktur. Pariwisata paling cepat mendatangkan devisa karena didukung profil dan citra Labuan Bajo sebagai daerah tujuan wisata kelas dunia.

BKPM juga mendorong investor dalam negeri dan asing untuk berinvestasi di kawasan industri Bolok di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Di kawasan ini sudah berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok berkapasitas 2×16 Mw, dan kapal listrik asal Turki yang mengangkut pembangkit 2×60 Mw.

Kapal ini dikontrak PLN selama lima tahun untuk menyuplai listrik bagi kebutuhan industri dan masyarakat NTT.

Menurut Thomas, BKPM kini telah memiliki layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) untuk mempercepat realisasi investasi, hanya dalam tempo tiga jam. “Saya pelajari untuk bisa diterapkan di NTT,” ujarnya.

Jika program KLIK ini bisa diterapkan di NTT akan memberikan kemudahan bagi investor untuk menanamkan modalnya di daerah ini seperti kuliner dan restoran di daerah perbatasan RI-Timor Leste.

“Banyak warga Timor Leste berbelanja di NTT sehingga potensi yang kita bisa garap seperti restoran atau kafe di perbatasan,” kata Thomas. (Sumber: MI/palce amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.