BI NTT Prediksi Inflasi Mei 2018 Tetap Terkendali

  • Whatsapp
Kepala BI Perwakilan NTT Naek Tigor Sinaga (ketiga dari kiri) bersama Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore (kedua dari kiri) memantau harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Kasih, Kelurahan Naikoten 1, Rabu (16/5). Foto: BI KPw NTT

Kupang–Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Nusa Tenggara Timur memperkirakan inflasi Mei 2018 di daerah itu tetap terkendali sebesar 0,30% (mtm).

“Inflasi Mei 2018 diperkirakan berada pada kisaran 0,10%-0,50% (mtm), terutama disebabkan mulai meningkatnya permintaan terhadap bahan makanan serta tiket angkutan udara seiring tibanya ramadan dan jelang liburan Idul Fitri,” kata Kepala BI Perwakilan NTT Naek Tigor Sinaga seusai meninjau harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Kasih, Kelurahan Naikoten 1, Kota Kupang, Rabu (16/5).

Sesuai pola historis tiga tahun terakhir, kondisi inflasi Mei relatif rendah dengan rata-rata sebesar 0,30% (mtm).

Karena itu, BI menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik menghadapi hari raya lebaran, tetapi tetap bijak dalam melakukan konsumsi, dan tidak berlebihan dalam berbelanja. Menurut Tigor, saat ini pasokan bahan makanan aman, sehingga masyarakat tidak perlu menimbun persediaan bahanmakanan.

Adapun prospek inflasi 2018 berada pada kisaran 3,60-4,00 (yoy). Tingginya inflasi tersebut disebabkan adanya potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seiring dengan tren kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, belum lancarnya pola tanam musiman komoditas hortikultura berpotensi untuk meningkatkan ketergantungan ekspor antardaerah untuk pemenuhan komoditas seperti bawang merah, cabai merah, adan cabai rawit.

Sementara itu sesuai sidak yang dilakukan Bank Indonesia Perwakilan NTT, ditemukan harga cabai kembali melonjak dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp50.000 per kilogram. Harga telur juga naik dari Rp240.000 per enam rak menjadi Rp315.000 per rak.
Satu rak isi 30 butir telur.

Terkait penaikan harga telur dan cabai, Tigor minta masyarakat tidak khawatir. Menurutnya penaikan harga hanya bersifat temporer dan saat ini sejumlah sentra cabai di Jawa Timur yang biasa mennyupai cabai ke Kupang mulai panen.

“Ke depan kerjasama antardaerah perlu dilaksanakan. Contohnya BI punya klaster cabai merah di Sumba Barat Daya, hasilnya bisa dibawa ke Kupang sebagai kota konsumen untuk mengendalikan harga di NTT,” ujarnya. (gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.