Banyak Pendaki Alami Hipotermina, Gunung Mutis Tutup Sementara Sampai 14 Februari

  • Whatsapp
Kawasan Gunung Mutis/Foto: lintasntt.com

Kupang – Aktivias pendakian dan camping di Gunung Mutis di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) dihentikan sementara mulai Selasa (28/1) sampai 14 Februari 2025.

Penutupan sementara ini disebabkan dua hal yakni sejumlah pendaki mengalami hipotermia sehingga harus dievakuasi dari puncak gunung, serta cuaca ekstrem.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Arief Mahmud mengatakan sejak 25-26 Januari sebanyak empat pendaki mengalami hipotermina menjalani perawatan di puskesmas. Sebelumnya,antara 5 September-17 November 2024, tercatat 6 pendaki mengalami hipotermia.

“Pengunjung yang hipotermia sudah sehat kembali. Terjadinya hipotermia pengunjung, umumnya diakibatkan oleh terbatasnya perlengkapan yang dibawa,” kata di Kupang, Selasa (28/1).

Untuk mengantisipasi terjadinya insiden hipotermia pengunjung pendakian, lanjutnya, perlu dilakukan langkah evaluasi internal untuk memastikan ketentuan penggunaan perlengkapan memadai dapat dipenuhi.

Menurutnya, aktivitas kunjungan hanya dilakukan dalam kondisi cuaca yang memungkinkan, dan jam kunjungan dilakukan pada siang hari. Karena itu, pendakian tutup sementara hingga selesainya evaluasi dan setelah kondisi cuaca memungkinkan untuk dilakukan pendakian.

“Korban hipotermia biasanya hanya membawa jas hujan tipis sekali pakai yang kurang memadai untuk menjaga tubuh tetap hangat. Dalam beberapa kasus kondisi kesehatan pengunjung juga berpengaruh erat untuk terjadinya hipotermia,” jelasnya.

Menurut Arief Mahmud, pengunjung Tanam Nasional Mutis Timau berdasarkan aktivitas yang dilakukan dapat bedakan menjadi dua jenis pengunjung. Pertama, pengunjung yang bertujuan menikmati pemandangan di Hutan Bonsai dan trekking ke Padang Lelofui, dan kedua, pengunjung yang melakukan pendakian dengan terlebih dahulu berkemah di Padang Lelofui.

“Kondisi hipotermia biasanya terjadi pada pengunjung yang hanya akan melakukan kunjungan singkat dan tidak membawa peralatan yang memadai namun memaksakan diri untuk melakukan pendakian,” tambahnya.

Dia menyebutkan selama ini dalam proses registrasi, petugas resor Fatumnasi selalu menganjurkan pengunjung terutama
yang akan melakukan pendakian atau tracking ke Padang Lelofui, membawa peralatan yang memadai untuk keselamatan dan kenyamanan berupa jaket, tenda, sepatu, pakaian cadangan serta logistik yang mencukupi.

Dalam proses registrasi tersebut dilakukan juga pemeriksaan barang bawaan yang berpotensi menghasilkan sampah. Karena itu, untuk memastikan seluruh peserta membawa kembali sampah, petugas

“Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Besar Sertifikasi Elektronik (BSrE), Badan Siber dan Sandi Negara. meminta pengunjung menitipkan KTP/SIM dan mengembalikannya pada saat pengunjung melapor kembali,” ujarnya. (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *