Bank NTT Siapkan Kredit Merdeka untuk Petani Bambu di Pedalaman Manggarai

  • Whatsapp
TANAM BAMBU. Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan penanaman bambu di Desa Persiapan Bangka Wela, Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Selasa (19/4/2022) pagi./Foto: Humas Bank NTT

Ruteng – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) melakukan penanaman bambu di Desa Persiapan Bangka Wela, Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Selasa (19/4/2022) pagi.

Penanaman anakan bambu tersebut dilakukan di lahan sekitar RTK Bangka Wela. Di tempat ini gubernur mendapat sambutan hangat dari puluhan siswa SD dan mama-mama bambu yang tergabung dalam kelompok bambu Belang Leca binaan Yayasan Bambu Lestari.

Read More

Ada yang menarik di sini, saat Ketua Kelompok Bambu Belang Leca, Antonia Mbue menyampaikan ungkapan hatinya mewakili mama-mama bambu di tempat itu. Antonia tampak membacakan ungkapan hatinya yang terkonsep di ponsel androidnya.

Perempuan paru baya itu memang sengaja melakukan itu, karena ingin menunjukan ke gubernur bahwa penanaman bambu yang ditekuni telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi rumah tangga, termasuk bisa membeli ponsel android.

“Saya minta maaf, saya memakai HP ini untuk membuat konsep apa yang akan saya sampaikan, karena ini HP pemberian dari hasil kami bibit bambu. Jadi, tidak hanya uang saja kami dapat tetapi pengetahuan dan HP kami dapat. Terima kasih bapak,” kata Antonia Mbue yang sontak disambut aplaus meriah semua yang hadir.

Gubernur VBL bersama Bupati Manggarai Herybertus Nabit, Wakil Ketua DPRD NTT Petrus Christian Mboeik, dan Direktur Utama Bank NTT Alex Riwu Kaho juga spontan tertawa mendengar ungkapan Antonia.

Selaku Ketua Kelompok Bambu Belang Leca, Antonia mewakili 46 anggotanya, mengucapkan limpah terima kasih kepada Gubernur NTT, Bupati Manggarai, Ketua PKK Provinsi NTT, BPMD Provinsi NTT, DLHK Provinsi NTT, Ketua PKK Kabupaten Manggarai, UPT KPH Manggarai, Bank NTT Ruteng, Yayasan Bambu Lestari dan semua pihak yang terlibat dalam program pembibitan bambu.

“Kami sangat senang sekali, karena program ini sangat membantu perekonomian keluarga. Kami juga menambah wawasan akan manfaat bambu yang bisa menampung air dan menjaga mata air, dan juga kami dapat belajar berorganisasi dalam kelompok bambu,” sebut Antonia.

Pada periode Mei-Desember 2021, lanjut Antonia, pihaknya sudah membibitkan 245.000 bibit bambu dengan jenis Betong, Pering dan Gurung. Dan dari hasil bibit bambu ini, Antonia mengaku mereka sudah menerima pendapatan sebesar Rp612.500.000 melalui rekening Bank NTT Ruteng.

Harapannya, agar program ini tetap berkesinambungan, mulai dari pembibitan penanaman, perawatan, pemanenan, sampai pada produksi. “Ke depannya semoga ada pengolahan bambu di Manggarai Raya. Kami terbuka untuk setiap program pemerintah di Desa Persiapan Bangka Wela,” ungkap Antonia lagi.

“Kami sangat bangga sekali bapak gubernur bisa datang di kampung kami dengan keadaan wilayah desa kami yag terbatas. Semoga bapak tidak kapok untuk datang kembali lagi ke desa kami,” imbuhnya disambut riuh tepuk tangan dan sorak hadirin.

Sementara, Gubernur Viktor Laiskodat, dalam sambutannya, berterima kasih kepada mama-mama bambu, karena dengan menanam bambu, maka sekaligus akan menanam air. “Kita tidak sedang menanam bambu saja, tetapi juga menanam air, karena satu rumpun bambu itu menyimpan 5.000 liter air di dalamnya,” sebut gubernur.

Menurut orang nomor satu di NTT itu, menanam bambu tidak saja menolong masyarakat di tempat itu, tapi nantinya akan dipindahkan ke wilayah-wilayah yang kering dan rawan bencana banjir dan longsor.

Bambu menurut dia, mempunyai manfaat yang luar biasa, karena bambu tidak hidup sendiri, akan tetapi kalau sudah menyimpan air maka tanaman apapun di sekitarnya bisa hidup. Gubernur juga meminta para guru terus mendorong anak-anak murid untuk menanam bambu. Ke depannya, menurut gubernur, akan dibangun industri bambu di daratan Flores.

“Bapak presiden sudah menyampaikan ke saya kemarin lewat Menteri Koperasi, beliau sudah menyiapkan agar mempersiapkan di Ngada untuk industri. Karena di Ngada mempunyai 28 juta batang bambu yang sudah ada, kita persiapkan industri atau pabrik di Ngada dan Nagekeo, sehingga nantinya di Pulau Flores akan berdiri pabrik besar bambu setelah 2,5 juta anakan yang akan ditanam di 7 kabupaten. Kalau kita punya pabrik, kita akan bikin apapun dari bambu seperti baju, rumah dan lainnya,” jelas gubernur.

Selain menanam bambu, gubernur juga meminta mama-mama di tempat itu untuk menanam bawang putih. “Kalau bisa di daerah sini, mama-mama bambu tolong tanam bawang putih juga, nanti benihnya datang dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT,” pinta gubernur.

VBL juga berjanji kalau bambu yang ditanam tumbuh dengan baik, termasuk bawang putih, maka pada tahun depan dia akan kembali dan menginap di tempat itu. Direktur Utama Bank NTT Alex Riwu Kaho mengatakan, Bank NTT bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lestari, dalam proses tata kelola keuangannya.

Terhadap mama-mama bambu, Bank NTT membantu membuka rekening, dan mempermudah penyaluran dana-dana penerimaan baik dari pemerintah dan pihak-pihak yang membeli bibitnya. “Ini (kerjasama) sudah berjalan satu tahun pada enam kabupaten di Pulau Flores. Mulai dari Ende, Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat,” sebut Alex.

Dari transaksi yang ada di Bank NTT, Alex mengaku pihaknya melihat ada peningkatan pendapatan dari mama-mama bambu. “Kalau dikasih langsung tunai, berarti tata kelola keuangannya itu bisa termanfaatkan pada hal-hal yang konsumtif atau tidak ekonomis. Dengan uang di rekening, dan kita kasih mobile banking, berarti membantu dia untuk uangnya aman dan tidak kececer ke mana-mana. Kalau mau perlu sesuatu baru dia lakukan transaksi,” jelas orang nomor satu di Bank NTT itu.

Alex melanjutkan, Bank NTT juga sudah melihat berbagai potensi, mengenai kemampuan dari mama-mama bambu, dan untuk pengembangan di Langke Rembong, selain untuk rekening tabungan, ada kemungkinan untuk pembiayaan Kredit Merdeka.

“Untuk pembibitan, dengan biaya yang sangat murah untuk mereka, tidak saja tergantung pada lahan yang ada, tetapi lahan lain yang mereka lihat prospektif, mereka bisa lakukan. Beberapa tempat kita keliling, itu prospeknya sangat luar biasa,” pungkas Dirut Alex Riwu Kaho. (*/gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.