Bank Kalsel Adaptasi dengan Sistem Digital Bank NTT

  • Whatsapp
Direktur Operasional Bank Kalsel, Ahmad Fatrya Putra (kanan)/lintasntt.com

Kupang – Selama kunjungan dua hari di Kantor Pusat Bank NTT, Kamis (15/9) sampai Kamis (16/9), Direktur Operasional Bank Kalsel, Ahmad Fatrya Putra menyebut Bank milik Pemerintah Kalimantan Selatan siap beradaptasi dan bersinergi dengan Bank NTT.

Adaptasi itu sebagai upaya untuk mempermudah transaksi bagi nasabah secara digital dan mendukung ekonomi masyarakat.

Read More

Adaptasi digital ini meliputi transformasi SBS, Smart EDC, dan akuisisi Laku Pandai, yang selama ini dinilai belum optimal dari sisi pengelolaan transaksi keuangan daerah secara digital dan non tunai, seperti penerimaan pajak dan retribusi.

“Tetapi untuk layanan digital seperti QRIS dan Laku Pandai dalam proses perizinan,” katanya dalam dialog di Kantor Pusat Bank NTT, Kamis

Adapun, transformasi digital dengan SBS masih terbatas sebatas pada satu cabang. Setelah adaptasi ini, Bank Kalsel akan dapat memaksimalkan pengelolaan keuangan dalam penerimaan pajak dan retribusi.“Banyak hal baru yang kami pelajari di Bank NTT dan mudah-mudahan dapat memberikan hal positif bagi Bank Kalsel,”katanya.

Saat dialog, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho saat itu membeberkan keunggulan pengembangan produk dan layanan berbasis digital Bank NTT kepada rombongan Bank Kalsel.

Aneka layanan digital yang sudah membuat Bank NTT menjadi ikon layanan perbankan berbasis digital ini dipaparkan mulai dari Smart Branch System (SBS) yang mencakup Mesin SBS Materi, Mesin KIOS-K, Mesin CRM, Smart Teller System, Smart EDC Bank NTT, Be Ju Bisa (Laku Pandai) dan Agen Dia Bisa.

Terbaru, tentang aplikasi B PungPetani yang merupakan gagasan cerdas Bank NTT bersinergi dengan elemen pentahelix untuk mengahadapi ancaman krisi pangan global.

Sementara itu, Direktur Dana dan Treasury Bank NTT Yohanis Landu Praing mengatakan, kunjungan dari Bank Kalsel merupakan sebuah kehormatan untuk semua insan Bank NTT.

“Hari ini Bank NTT berkomitmen untuk terus berinovasi dan bertransformasi dalam sektor pelayanan, karena memang sangat besar tuntutan dari nasabah. Perkembangan dunia digital sangat cepat, mengharuskan kita pun mendesain aneka layanan yang inovatif dan berbasis digital,” ujarnya.

Direktur TI dan Operasional, Hilarius Minggu saat itu menambahkan bahwa sebelumnya ketika ditantang untuk berubah, resikonya agak berat. Namun dengan segala kemampuan, Bank NTT berusaha untuk berubah dan hari ini semua masyarakat NTT bisa menikmatinya.

Bertransaksi maupun ketika bekerjasama dengan Bank NTT sudah tidak sulit lagi. Bank NTT sudah meninggalkan pola layanan perbankan yang bersifat tradisional dan melangkah maju ke era layanan digital. “Namun tidak mengapa, kami ucapkan selamat datang, mari kita sama-sama belajar,”ujar Hilarius.

Sementara itu, Direktur Kepatuhan Bank NTT, Christofel Adoe saat itu sangat berterimkasih karena BPD Kalsel mau menjadikan Bank NTT sebagai mitra dalam sebuah kolaborasi cerdas dalam membangun sebuah sistem layanan perbankan berkualitas, serta berbasis digital.

“Ini bukan belajar, tetapi teman-teman dari Kalsel datang agar kita berbagi bersama. Kami bisa belajar dari kelebihan BPD Kalsel, dan teman-teman bisa belajar juga dari sini. Sebenarnya kunci keberhasilan kami disini adalah kerja keras dan kerja bersama. Kolaborasi dari semua divisi berjalan baik,”tegas Christ.

Terkait layanan perbankan berbasis digital menurutnya bukan tanpa risiko, tetapi memiliki resiko tinggi. Karena itu, menurut Christ, Bank NTT terus melakukan proteksi terhadap keamanan data nasabah, agar jangan bocor kemana-mana. Ini adalah jaminan kualitas dalam layanan digital perbankan. (*)

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.