Bank Indonesia Bantu Bebaskan Petani NTT Dari Renteiner

  • Whatsapp
Ilustrasi Petani di Kabupaten Kupang
Ilustrasi Petani di Kabupaten Kupang

Kupang—Lintasntt.com: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelontorkan bantuan kepada petani di Persawahan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat yang selama ini terjebak sistem ijon yang dijalankan renteiner.

Sistem ijon yang dijalankan renteiner di salah satu persawahan terbesar di Pulau Flores itu semakin membelit petani. Mereka membeli gabah petani dengan harga rendah kemudian menjualnya di tempat lain dengan harga tinggi.

Kepala Perwakilan BI NTT Naek Tigor Sinaga mengatakan bantuan berupa mesin giling dan traktor tangan serta dana sebesar Rp500 juta untuk pengadaan benih unggul pupuk dan pestisida dibagikan kepada 62 petani yang tergabung dalam tiga kelompok tani (Poktan).

BI berharap bantuan tersebut membantu petani meningkatkan produksi padi pada lahan seluas 100 hektare. Ia mengatakan selama ini, satu hektere lahan sawah di Lembor menghasilkan empat ton gabah kering, akan ditingkatkan menjadi sekitar 7-8 ton gabah kering per hektare. “Bantuan diberikan sejak Agustus dan pada minggu kedua Desember nanti, petani yang menerima bantuan itu akan panen,” katanya kepada wartawan, Kamis (27/11).

Menurut Naek, dengan produksi padi yang tinggi, BI telah membantu melaksanakan penguatan ketahanan pangan di daerah itu. Pasalna beras merupakan salah satu komoditas utama yagn memengaruhi inflasi.

Penguatan ketahanan pangan ini masuk dalam Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang juga dilakukan oleh cabang BI lainnya. Program ini bertujuan hasil penen padi petani tetap terjaga. Pasalnya pengendalian inflasi tidak hanya mengandalkan dari sisi moneter saja, tetapi perlu diperkuat dengan mendorong pertumbuhan sektor riil.

Seperti program pengembangan komunitas tenun ikat NTT yang dijadwalkan luncurkan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada akhir pekan ini di Kupang. Empat komunitas itu ialah Rumah Tenun Rote di Kelurahan Naikoten, Rumah Tenun Alor di Kelurahan Oebufu, Rumah Tenun Sabu di Kelurahan Oepura, dan Rumah Tenun Timor di Kelurahan Manutapen. Untuk pengembangan komunitas tenun ikat, BI membagikan peralatan produksi serta dibekali pemahaman mengenai prinsip-prinsip keuangan yang baik sehingga penenun dapat mengelola sendiri keuanganya. (gba)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.