Kupang – Balut temurun sukses menggelar kampanye acara Reprovibes dengan tema Cerdas Menyikapi Mitos Kesehatan Reproduksi di Kupang.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang pada pukul 08.00 Wita, Kamis 11 Oktober 2024.
Acara Reprovibes merupakan bagian dari sebuah inisiatif kampanye Balut Temurun yang didukung oleh Saring Daring, Meta, Love Frankie, USAID dan berbagai organisasai mitra lokal seperti Tenggara Youth NTT.
Kegiatan ini bertujuan untuk mematahkan mitos yang sering beredar terkait kesehatan reproduksi di kalangan remaja dan menarik perhatian 60 peserta SMK, SMA dan Mahasiswa. Selain itu, kegiatan tersebut dihadiri oleh 3 pembicara terkemuka yaitu Tata Yunita Founder Tenggara Youth Community, Ernesto Aldo selaku Founder Satu Frekuensi, Dr. Kuji L. Riwu Kaho yang mendiskusikan kesehatan reproduksi remaja dalam bentuk pemutaran film pendek dengan Judul “Bloody Rose”.
Menurut Tata Yunita selaku Founder Tenggara Youth Community memaparkan tentang peran komunitas dalam menyebarkan edukasi kesehatan reproduksi kepada generasi muda.
“Kita harus memeperkaya diri dengan pengetahuan dan informasi yang akurat mengenai kesehatan seksual & reproduksi serta membuat dan membagikan konten yang berisi informasi yang akurat dan benar, ” ujarnya.
Selain itu ia juga menyoroti bagaimana peran media sosial dalam melawan mitos menggunakan mediaa sosial yang dapat menjadi platform edukasi dan pemberdayaan. Kaum muda didorong untuk membagikan informasi terkait kesehatan reproduksi.
Sementara itu, Eto pendiri Satu Frekuensi memberikan contoh-contoh nyata dari pengalamanya sebagai aktivis yang bekerja di lapangan. Ia menyatakan bahwa “Mitos-mitos yang diterima oleh remaja dapat mempengaruhi perilaku mereka sendiri salah satunya mengatakan bahwa mensturasi berasal dari darah kotor padahal mensturasi bukan merupakan darah yang kotor,” ujarnya dalam presentasi tersebut.
Salah satu point penting dalam acara ini adalah pemutaran film “Bloody Rose” yang menceritakan tentang pengalaman remaja perempuan dalam menghadapi mitos terkait mensturasi.
Menanggapi film dalam acara tersebut Dr. Kuji menekankan bahwa pentingnya edukasi sejak dini di rumah dan sekolah, agar remaja mendapatkan pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi mereka.
Melalui Acara ini, Balut temurun mengharapkan agar para peserta diharapkan bisa lebih cerdas dan kritis dalam menyikapi informasi seputar kesehatan reproduksi serta menyebarkan pengetahuan tersebut di komunitas masing-masing.
Sementara itu antusias juga dirasakan oleh salah satu peserta setelah mengikuti acara tersebut, salah satunya adalah Laura yang merupakan mahasiswi Ilmu Komunikasi. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini membawa keberuntungan yang sangat penting untuk dia dan remaja perempuan lainnya.
“Berkat kegiatan ini, saya bersyukur mitos-mitos dan cara mengantidsipasi hoax bisa saya dapatkan, selain ilmu, kegiatan ini sangat seru dengan doorprize menarik dan sertifikat sebagai bentuk apresiasi kami, terimakasih untuk Balut temurun,” ujarnya. (*/tari)