Kupang – Ikatan Mahasiswa Nusa Lontar (Ikmar) Nusa Tenggara Timur (NTT) audiensi bersama Komisi IV DPRD NTT.Sabtu (18/5/2024)
Audiensi bersama para wakil rakyat ini sebagai bentuk usaha mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat Rote Ndao terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dinilai
tidak wajar. Harga BBM eceran di masyarakat melonjak, terendah Rp18.000 per botol dan tertinggi Rp20.000 per botol.
Padahal Harga resmi BBM seperti pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebesar Rp10.000 per liter. Penaikan Harga BBM seperti itu makin mempersulit masyarakat. Karena itu, anggota dewan dan pemerintah diminta tidak berdiam diri terhadap persoalan yang sedang dialami masyarakat.
“Kita menyampaikan aspirasi masyarakat terkait dengan kenaikan harga bahan bakar sebab,dalam beberapa bulan terakhir ini masyarakat di Rote sangat mengeluhkan harga bahan bakar yang tidak normal. Untuk itu, kita coba berdiskusi dengan pemerintah terkait kondisi saat ini,“ jelas Ketua Ikmar, Irman Winarto Baleng.
Dalam kesempatan tersebut,,Irman menyebut dalang di balik fenomena kenaikan harga BBM adalah para mafia minyak.
Untuk itu, dia minta Komisi IV DPRD NTT mengawasi proses ketersediaan BBM di Kabupaten Rote Ndao,sebab kondisi ini dinilai akan mempersulit masyarkat, terutama petani dan nelayan
“Kita berharap Komisi IV DPRD NTT bisa mengawasi pendistribusian BBM untuk Kabupaten Rote Ndao,karena sepertinya ada oknum mafia di balik ini semua, dan sudah pasti yang menjadi korban adalah masyarakat kecil,” tegas Irman.
Ketua Komisi IV DPRD NTT Angela Merci Piwung juga turut prihatin adanya kelangkaan BBM di Kabupaten Rote Ndao, Merci juga menduga hal yang sama, yakni adanya mafia. Akan tetap,i sebagai wakil rakyat,Merci mengatakan, akan minta Dinas ESDM turut menangani kasus tersebut
“Sebetulnya Pemkab Rote Ndao yang mengurusi terkait dengan kelangkaan BBM ini, akan tetapi sebagai wakil rakyat kami hanya menampung aspirasi rakyat, dan kami dari DPRD akan bersurat ke ESDM untuk menangani kasus ini,“ jelasnya. (JW/Beny Faofeto)