Atasi Masalah Suplai Listrik di Flores, Wagub NTT Dukung Pengembangan PLTP Ulumbu

  • Whatsapp
PLTP Ulumbu/Foto: dok PLN Nusra

Manggarai – Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef Nae Soi, memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu 5-6 (2×20) Mega Watt (MW) di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Manggarai.

Josef mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan seusai mengikuti pelantikan pengurus baru PMI Manggarai di Aula Nuca Lale, Kantor Bupati Manggarai, Jumat (31/32023).

Read More

Dia juga mengajak berbagai pihak lainnya untuk turut mendukung program pemerintah pusat dalam pengembangan proyek PLTP Ulumbu di Kecamatan Satar Mese. “Itu program pemerintah pusat melalui PT PLN. Kita harus mendukung,” ujar Josef.

Namun demikian, demi menyukseskan pengembangan PLTP Ulumbu sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat NTT, Josef meminta pihak PT PLN (Persero) tetap memperhatikan dampak lingkungan dari proyek PLTP Ulumbu.

“Dukung itu program pemerintah pusat tetapi lingkungan harus diprioritaskan,” kata Josef.
Agar program yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar, Josef berharap PT PLN (Persero) tetap menjaga kerja sama dan kolaborasi dengan para stakeholder.

Josef memastikan pemerintah provinsi NTT sangat mendukung pengembangan pembangunan PLTP Ulumbu. Sebab, apabila proyek ini sudah tuntas dan berjalan dengan lancar, suplai listrik di Flores, khususnya di Manggarai, tidak akan bermasalah lagi.

Saat ini, langkah PT PLN (Persero) mengembangkan kapasitas pembangkit PLTP Ulumbu 5-6 (2×20) MW yang berada di kawasan geothermal Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai sangat beralasan mengingat PLTP Ulumbu baru memberikan daya listrik terpasang sebesar 4×2,5 MW.

Untuk diketahui, pasokan listrik pada beban puncak malam hari di wilayah Kabupaten Manggarai disuplai dari sistem interkoneksi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Flores (Rangko) Labuan Bajo dan PLTU Ropa. Artinya, pasokan listrik beban puncak malam hari masih kekurangan 4-5 MW.

Terkait hal tersebut, Senior Manager Perizinan, Pertahanan dan Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara, Dede Mairizal, menuturkan jika saat ini kebutuhan energi listrik di NTT, khususnya di Pulau Flores, memang mengalami peningkatan.

“Saat ini, kondisi beban Ruteng, Kabupaten Manggarai pada siang hari adalah 6.42 MW, sedangkan pada malam hari mencapai 14.35 MW,” ucap Dede.

Dede menyebut langkah perluasan kapasitas di PLTP Ulumbu 5-6 (2×20)MW merupakan langkah strategis dan penting untuk dilakukan. Melalui pemanfaatan energi bersih dan murah yang bersumber dari geothermal Poco Leok, dapat menekan subsidi energi yang harus disediakan pemerintah, dan pemanfaatan energi listriknya dapat dinikmati oleh masyarakat, tidak hanya Kabupaten Manggarai, tetapi juga untuk kabupaten lainnya di Pulau Flores.

“Berdasarkan kajian yang telah kami lakukan, pengoperasian PLTP Ulumbu (eksisting) ramah lingkungan yang artinya pada saat proses perluasan kapasitas nanti kami melakukan identifikasi dengan tujuan untuk menyusun perencanaan bagaimana menghindari hal yang tidak diinginkan, termasuk potensi lingkungan,” ucap Dede.

Pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkunagn ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang termuat dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang memprioritaskan penggunaan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 51%.

Komitmen PT PLN (Persero) terhadap pengembangan EBT merupakan wujud transformasi PT PLN (Persero) sesuai pilar “Green“, yakni menghadirkan energi yang ramah lingkungan dengan memperhatikan sustainable development untuk masyarakat dan lingkungan yang berada pada ring-1 pembangunan.

Flores merupakan salah satu pulau di Provinsi NTT dengan potensi panas bumi yang sangat besar. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pulau Flores menyimpan sumber daya sebesar hampir 1.000 MW dan cadangan sebesar 402,5 MW panas bumi.

Potensi luar biasa itu mendorong Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM, menetapkan Flores sebagai Pulau Panas Bumi (Geothermal Island) pada tahun 2017 melalui SK Menteri ESDM No.2268 K/MEM/2017.

Proses transisi energi yang dijalankan PT PLN (Persero) saat ini dengan mengembangkan pemanfaatan potensi panas bumi Ulumbu yang ada di kabupaten manggarai sejalan dengan road map percepatan bauran energi terbarukan sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional serta penurunan emisi gas rumah kaca yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2022 tentang Percepatan Pengambangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. (*)

Editor: Gamaliel

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.