Gili Trawangan–Tidak ada kendaraan bermotor di Gili Trawangan. Hanya dua alat transportasi di pulau ini yakni sepeda dan Cidomo.
Cidomo adalah alat transportasi tradisional khas Lombok. Alat transportasi ini nyaris sama andong yaitu kereta berukuran kecil yang ditarik kuda.
Kusir sebagai pengendali kuda duduk di depan. Sedangkan penumpang duduk saling berhadapan di kereta. Bedanya dengan andong ialah cidomo menggunakan roda mobil.
Satu cidomo hanya boleh mengangkut maksimal tiga orang dan bawang bawaan penumpang ditempatkan di atap kereta. Asyik bukan?. “Di sini tidak diperbolehkan ada kendaraan bermotor supaya tidak terjadi polusi,” kata Ardi, kusir kereta yang saya tumpangi dari pelabuhan menuju Vila Ombak Sunset.
Di Vila inilah, saya dan teman-teman akan menginap selama tiga hari untuk mengikuti pelatihan wartawan ekonomi bisnis bersama wartawan lainnya dari Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Perjalanan melintasi jalan yang dibangun di pesisir pantai. Sesekali kereta berpapasan dengan kereta lain sehingga Kusir harus memperlambat laju kereta. Ini karena jalan di sini memang hanya diperuntukan bagi kereta, sepeda dan pejalan kaki sehingga tidak terlalu lebar.
Cidome yang ‘dikemudikan’ Ardi merupakan satu dari 38 cidomo yang beroperasi di pulau itu yang beroperasi dalam tiga shift yakni pagi, siang, dan malam. Ongkosnya pun sama, sekali mengangkut penumpang cukup membayar Rp100 ribu untuk tiga penumpang tersebut.
Dengan tranportasi cidome, saya yakni Gili Trawangan seratus persen bebas polusi. Tidak ada sampah berserakan di jalan. Selama perjalanan menuju penginapan, kami melintasi papan yang memuat tulisan penyewaan kuda. Anda boleh berkuda menyusuri pulau yang jaraknya hanya tujuh kilometer ini.
Atau jelang petang, bila datang bersama pasangan, datanglah ke pesisir pantai untuk menikmati sunset yang romantis. Letaknya di depan Vila Ombak Sunset. (gma/rr)