Kupang – Proyek Pengembangan Geothermal PLTP Ulumbu Unit 5-6 Poco Leok di Kabupaten Manggarai, NTT menjadi sorotan dalam debat publik ke-3 calon gubernur dan wakil gubernur NTT.
Dalam sesi tanya jawab, Ansy Lema, paslon nomor urut 1, mempertanyakan posisi pasangan nomor urut 2, Melki Laka Lena dan Johni Asadoma, terkait polemik yang melibatkan masyarakat adat dan isu ekologi.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Johni Asadoma menekankan pentingnya peran pemerintah sebagai mediator antara investor dan masyarakat.
“Pemerintah daerah harus memiliki inisiatif untuk membicarakan setiap proyek, terutama yang berkaitan dengan tanah adat. Ini penting agar tidak terjadi benturan kepentingan,” ujar Johni dalam debat ke-3 Rabu, 20 November 2024.
Johni juga menyoroti manfaat besar energi baru terbarukan seperti geotermal bagi masyarakat NTT.
“Kita harus meyakinkan masyarakat bahwa dunia akan meninggalkan energi fosil, yang semakin lama semakin menipis. Energi baru terbarukan adalah solusi masa depan yang membawa keuntungan ekonomi dan lingkungan,” tambahnya.
Menurut Johni, penjelasan kepada masyarakat membutuhkan kesabaran dan konsistensi.
“Pemerintah harus memberikan informasi yang utuh dan menyeluruh terkait manfaat proyek ini. Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan melibatkan semua pihak, kita dapat mencari solusi terbaik,” tuturnya.
Geotermal untuk Masa Depan NTT
Proyek geotermal Poco Leok diyakini menjadi solusi bagi kebutuhan energi terbarukan di Indonesia, khususnya di NTT.
Namun, polemik yang melibatkan masyarakat adat dan isu lingkungan masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan melalui pendekatan inklusif dan dialog terbuka.
Pasangan Melki Laka Lena dan Johni Asadoma berkomitmen untuk menjadikan pemerintah sebagai mediator yang memastikan semua pihak mendapat manfaat dari proyek ini, tanpa mengesampingkan keberlanjutan lingkungan dan kearifan lokal. (*/tim)
