Aneh, Bupati Kupang Dihadirkan Resmikan Program yang Belum Tuntas

  • Whatsapp
Masyarakat Tolak Peresmian/dok

Kupang – Kehadiran Bupati Kupang, Korinus Masneno untuk meresmikan pemanfaatan program air bersih dan listrik di Dusun Tuamnanu, Desa Silu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT pada Rabu (3/4/2024) sore mendapat penolakan sejumlah warga setempat.

Mereka menghadang bupati di tempat peresmian dan meminta bupati Masneno pulang dan tidak perlu meresmikan program listrik dan air bersih di wilayah itu. Pasalnya pelaksanaan fisik program tersebut belum rampung. Bupati Masneno dan rombongan akhirnya mengikuti permintaan warga.

Aksi sekelompok warga yang terekspos di sejumlah media massa tersebut kemudian menuai tanggapan dari sejumlah kalangan.

Politisi muda Partai Demokrat, Bobby Pakh, menyesali terjadinya penolakan tersebut karena menurutnya ada cara yang lebih beretika untuk menyampaikan penolakan tersebut. “Kan bisa sampaikan baik-baik tanpa harus seperti itu, saya baca di berita itu warga bawa poster ada tulisan ini itu, Bagaimanapun saat ini beliau (Korinus Masneno) masih bupati Kupang, kita harus hormati selain beliau adalah bupati beliau juga orang tua kita, pakai cara yang lebih sopan kan lebih baik,” kata Bobby dari balik telepon.

“Semoga tidak ada pihak lain yang memanfaatkan momen itu untuk kepentingan tertentu,”sambungnya.

Bobby mempertanyakan koordinasi antara pihak terkait menyangkut dengan proses persiapan kegiatan peresmian program tersebut.

“Biasanya kalau bupati atau pejabat mau turun untuk resmikan sesuatu maka segala sesuatu di bawah itu harus sudah dipastikan oke, baru gas. Ini kesannya tidak ada koordinasi sama sekali soal persiapannya. Programnya bagaimana, acara peresmiannya bagaimana. Anehnya di sini,” katanya.

Sementara warga setempat berinisial DB yang menolak namanya disebutkan menyampaikan aksi penolakan yang dilakukan warga hanya merupakan ekspresi kekecewaan warga terhadap upaya peresmian dua kegiatan yang belum rampung tersebut. Tidak ada maksud untuk melawan bupati atau maksud lain yang berkaitan dengan kepentingan politik.

Dia menyampaikan sebelumnya penolakan terhadap rencana peresmian tersebut sudah disampaikan ke pemerintah oleh warga melalui kepala dusun 5, kepala desa dan camat. Warga menolak peresmian itu karena bak air yang mau diresmikan itu bukan bak air yang sementara dikerjakan di desa itu.

“Itu bak yang sebenarnya mau diresmikan itu adalah bak yang dibangun dua LSM, salah satunya CIS Timor. Itu bak beberapa hari sebelum peresmian itu rusak, jadi mereka cat ulang bak lain yang kami sudah pakai dari empat tahun lalu untuk diresmikan pak bupati, listrik juga baru 10 rumah yang menyala 27-nya baru instalasi tapi kenapa mau diresmikan,” katanya.

Ia menduga peresmian yang terkesan buru-buru dan dipaksakan itu adalah skenario dari camat  dan kepala desa untuk kepentingan tertentu.

“Kami sangat menghargai dan menghormati bapak Bupati Kupang, tapi yang menjadi kejangalannya adalah bak yang mau diresmikan adalah sudah dibangun kurang lebih 4 tahun oleh masyarakat dan baru dicat siangnya saat acara peresmian mau diadakan acara syukur dan peresmian adalah skenario bapak camat dan bapak desa mau cari muka di pak Bupati tanpa melibatkan toko adat dan masyarakat.terkait listrik baru menyala 10 rumah dan 27 rumah baru terinstalasi. Makanya kami masyarakat sangat marah dan kesal,”ungkapnya. (jmb)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *