Alam Mampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Hingga 37 Persen

  • Whatsapp
Panorama Alam Pegunungan dari Gambar Zoom.

ALAM mampu memberikan lebih dari sepertiga (37%) pengurangan emisi gas rumah kaca secara cost-effective yang dibutuhkan pada 2030 untuk mencegah pemanasan global ke tingkat yang lebih berbahaya.

Studi Solusi Iklim Alami (Natural Climate Solutions-NCS) yang baru diterbitkan di jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences (PNA) oleh para ilmuwan dari organisasi konservasi global The Nature Conservancy (TNC) dan 15 institusi lainnya menyebutkan hal ini sama dengan berhentinya pembakaran minyak secara total di seluruh dunia.

Read More

Bertepatan rencana para pemimpin dunia menghadiri Perundingan para Pihak (COP) ke-23 Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) pada awal November di Jerman.

Penelitian ini menemukan solusi iklim alami seperti menanam lebih banyak pohon, memperbaiki kesehatan tanah, serta melindungi hutan bakau dan lahan gambut dapat mengurangi emisi gas rumah kaca global sebesar 11,3 miliar ton per tahun pada 2030.

Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca lebih dari 20%, hanya dengan menerapkan cost effective protection untuk lahan gambutnya.

Ini adalah kesempatan iklim terbesar di dunia untuk lahan gambut, demikian disampaikan oleh para ilmuwan. Selain itu, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan efektif hampir sekitar 60% dengan menerapkan 10 solusi iklim alami secara ‘cost-effective’ .

Implementasi menyeluruh dari ke-10 solusi akan mengurangi emisi gas rumah kaca negara ini sebesar 86%. Temuan ini diharapkan dapat mendorong upaya pemerintah untuk mengelola lahan secara lebih baik serta energi terbarukan dan mobil listrik untuk menhadapi perubahan iklim.

“Perubahan iklim mengancam produksi makanan pokok seperti jagung, gandum, beras dan kedelai sebanyak seperempatnya, namun sekitar sembilan miliar populasi global pada tahun 2050 akan membutuhkan makanan hingga 50% lebih banyak.

Untungnya, penelitian ini menunjukkan bahwa kita memiliki kesempatan besar untuk membentuk kembali sistem penggunaan pangan dan lahan kita, menempatkan mereka menjadi sorotan utama untuk mewujudkan Kesepakatan Paris tentang Perubahan Iklim dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Paul Polman CEO Unilever lewat rilis kepada lintasnt.com, Rabu (18/10).

Ketua Misi 2020 dan Mantan Ketua UNFCCC Christiana Figures mengatakan penggunaan lahan adalah sektor utama yang dapat mengurangi emisi dan menyerap karbon dari atmosfer.

Studi baru ini menunjukkan bagaimana kita harus menaruh perhatian besar terhadap penggunaan lahan, sama besarnya seperti perhatian yang ditujukan terhadap energi, transportasi, keuangan, industri dan infrastruktur untuk menempatkan emisi pada lajur penurunan di tahun 2020.

Solusi iklim alami sangat penting untuk memastikan kita mencapai tujuan besar kita yaitu dekarbonisasi (penurunan emisi karbon) penuh dan sekaligus dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan melindungi masyarakat di negara maju dan berkembang.

Selain itu Managing Director Global Lands TNC Justin Adams menyebutkan hanya 38 dari 160 negara yang menetapkan target spesifik untuk solusi iklim alami pada Kesepakatan Paris, yaitu pengurangan emisi sejumlah 2 gigaton.

Untuk menempatkan ini dalam konteks, kita membutuhkan pengurangan emisi sebesar 11 gigaton jika ingin terus menekan pemanasan global. Mengelola lahan secara lebih baik merupakan kunci utama untuk mengalahkan perubahan iklim.

Menurutnya studi PNAS menunjukka mereka yang bertanggung jawab atas lahan pemerintah, perusahaan berbasis hutan, perkebunan, pertanian dan peternakan, para nelayan dan pengembang properti sama pentingnya dengan para pelaku bisnis tenaga surya, angin dan mobil listrik dalam mencapai tujuan ini. *

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.