50 Dokter FKH Undana Cek Kesehatan Daging Kurban

  • Whatsapp
Dokter Hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana memeriksa daging kurban sebelum dibagikan kepada warga di Masjid Al-Iklas, Kelurahan Bonipoi, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/9/2017). Foto: lintasntt.com

Kupang—Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur mengerahkan 50 dokter mengecek kesehatan daging kurban sebelum dibagikan kepada masyarakat, Jumat (1/9/2017).

Para dokter hewan bertugas sejak Jumat pagi di 60 masjid di Kota Kupang. Rektor Undana Fredrik L Benu mengatakan pengerahan dokter hewan tersebut bagian dari kepedulian Undana untuk berpartisipasi aktif dalam perayaan Idul Adha 1438 Hijriah.

Read More

‘Dokter hewan dari Undana disebar ke masjid yakni untuk menjembatani ilmu pengetahuan dan teknologi anak didik yang telah dikuasai di kampus sehingga langsung diterapkan ke masyarakat,” ujarnya kepada wartawan di saat menyerahkan hewan kurban di Masjid Al Iklas Kupang.

Idul Adha tahun ini, jumlah hewan kurban di Kota Kupang mencapai 1.940 ekor terdiri dari 540 sapi dan 1.400 kambing. Seluruh hewan kurban tersebut sudah diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan dipimpin Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Maxs UE Sanam.

“Kami merasa bahwa Undana tidak cukup saja seperti menara gading, yang hanya mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi tapi juga harus membangun hubungan sosial dengan masyarakat,”ujarnya.

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Undana Maxs UE Sanam mengatakan, pihaknya berkerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Kupang khususnya bidang peternakan dan kesehatan hewan untuk pemeriksaan kesehatan hewan di puluhan masjid itu.

“Jadi ada dua pemeriksaan pada hewan yakni sebelum pemotongan untuk menyatakan apakah hewan ini sehat dan layak untuk disembelih, dan setelah disembelih,” ujarnya Sanam.

Setelah hewan disembelih lanjut Sanam, pihaknya kemudian memeriksa hati dan paru. Jika ditemukan ada cacing ataupun daging yang tidak higienis, disarankan untuk tidak dikonsumsi.

‘Kita khawatir ada sapi yang terkena penyakit menular seperti antrax dan penyakit lainnya itu kan berbahaya.Tapi yang kita temukan hanya hewan hidung berair dan suhu badan hewan yang tinggi. Tapi itu dagingnya tetap dikonsumsi,” katanya.

Untuk hewan yang suhu badan di atas 40 derajat celsius, akan dilakukan pemeriksaan ulang lagi. Kalau suhunya sudah turun menjadi 39 derajat celsius, rekomendasikan untuk disembelih. (sumber: mi/palce amalo)

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.