400 Burung Diikutkan di Lomba Burung Berkicau Lantamal VII Kupang

  • Whatsapp
Lomba Burung Berkicau/Foto: Gamaliel

Kupang–Burung endemik Timor dan Flores diikutkan dalam lomba burung berkicau yang digelar Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, NTT, Minggu (28/8/2016).

Dua burung endemik tersebut murupakan bagian dari 400 jenis burung yang diikutkan dalam lomba tersebut.

Even ini bekerjasama dengan tujuh komunitas pecinta burung asal Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu, bertujuan memperkenalkan dan melestarikan burung endemik berbagai daerah seperti burung endemik Timor yang terancam punah.

“Kegiatan untuk memperingati HUT TNI Angkatan Laut ke-71 pada 10 September 2016 sekaligus menjalin hubungan yang harmonis antara prajurit TNI AL bersama masyarakat,” kata Wadan Komandan Lantamal VII Kupang Kolonel Laut (P) Carmadi kepada wartawan.

Ketua Panitia Lomba Burung Berkicau Letnan Kolonel Laut (KH) Fidelis Batekereng, ST mengatakan perlombaan ini akan menjadi even tetap yang diharapkan menjadi salah satu obyek wisata warga Kota Kupang.

“Kepada komunitas kicau burung mania, ami minta agar burung dalam penangkaran dipelihara dengan bak dan diupayakan untuk dikembangkbiakan untuk kepentingan pelestariannya. Mudah-mudahan suatu saat kita memiliki penangkaran yang lebih besar dan lengkap untuk menjadi obyek wisata unggulan di Pulau Timor,” ujarnya.

Peserta lomba berjumlah 360 orang, memperebutkan Piala Bergilir Danlantamal Cup 1, piala, uang dan berbagai hadiah hiburan. Berbagai jenis burung ini dilombakan dalam 11 kategori antara lain Anis cendana (Zoothera peronii) untuk endemik Timor. Di pasaran, harga Anis Timor sebesar Rp18,5 juta per ekor. Burung jenis ini mulai sulit ditemukan di alam liar.

Burung Anis Cendana/Foto: Gamaliel
Burung Anis Cendana/Foto: Gamaliel

Kategori lainnya ialah endemik Jawa dan Bali bernama Anis Merah, Anis Kembang untuk endemik Manggarai dan Ende, Murai Batu untuk Endemik Sumatera, Cucak Ijo untuk endemik Jawa Timur dan Kalimantan, Kacer untuk endemik Jawa Barat, dan Pleci, jenis burung ini ditemukan di seluruh wilayah Tanah Air.

Regulasi

Pembina II Pelestari Burung Bericau Kupang Sutirto mengatakan suara kicauan burung Anis Cendana cukup keras dan bervariasi. “Bahkan burung ini berkicau seharian yang membuat harganya sangat mahal,” ujarnya.

Namun harga burung paling mahal menurut Dia ialah bunglor merah dari Bali pernah mencapai Rp250 juta per ekor. Burung jenis ini juga ada di Pulau Timor “Bunglor Merah ini mahal sehingga jangan ditembak,” ujarnya.

Menurut Dosen Politeknik Negeri Kupang ini, burung endemik Nusa Tenggara Timur memiliki kicauan lebih lama dan bervariasi dari burung dari daerah lain karena didukung oleh kondisi cuaca di daerah ini yang memiliki musim panas lebih lama daripada musim hujan. “Burung dari daerah panas seperti di NTT memiliki napas yang panjang,” kata Dia.

Dia mengatakan pecinta burung di NTT tidak bisa bebas berlaga di daerah lain lantaran terbentur regulasi flu burung yang melarang burung yang sudah diantarpulaukan ke Jawa ,isalnya, tidak boleh dikembalikan ke daerah asalnya. Akibatnya para pecinta burung enggan tidak bersedia mengikuti ajang seperti ini di daerah lain. (gma/mi)

 

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.