Wawancara Menlu Australia soal Freedom Frotilla

  • Whatsapp

Ini Transkrip lengkap wawancara Fran Kelly dari Radio Nasional bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Bob Carr dalam program Breakfast mengenai pelayaran Freedom Flotilla ke Papua, yang diterima dari Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Senin (19/8).

Fran Kelly:
Tamu kami pagi ini adalah Menteri Luar Negeri Bob Carr. Bob Carr, Anda terbang ke Jakarta hari ini. Sebuah pelayaran yang menyebut dirinya “freedom flotilla” berlayar dari Cairns pada hari Sabtu, menuju Papua Barat untuk mendukung perjuangan kemerdekaan provinsi ini dari Indonesia, tiga kapal pesiar dengan sekitar 20 warga Australia dan Papua. Dalam pandangan Anda, apakah sebaiknya orang-orang ini diberikan izin untuk berlayar ke Papua Barat? Apakah Anda mendukung hak mereka untuk protes?

Bob Carr:
Ini bukan masalah izin berlayar. Mereka harus mematuhi hukum negara yang akan mereka masuki, dan Indonesia telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka melanggar hukum Indonesia dengan pergi ke sana tanpa visa, tanpa izin. Kami telah menyampaikan pesan ini kepada mereka, melalui Departemen Luar Negeri Australia, bahwa tindakan mereka tidak didukung oleh Australia, hal ini sangat keliru.

Saya punya pertimbangan lain. Saya pikir kegiatan ini yang dilakukan oleh kelompok pinggir Australia memberi harapan palsu kepada penduduk di dua provinsi di Papua di Indonesia, yaitu sebuah harapan bahwa, entah bagaimana, kemerdekaan bagi provinsi Papua sudah tercantum agenda internasional ketika hal itu tidak benar. Dunia mengakui kedaulatan Indonesia, sama seperti kita, kita mengakuinya melalui Perjanjian Lombok, dan kedua pihak politik Australia mendukung posisi ini.

Fran Kelly:
Orang yang berjuang untuk kemerdekaan, akan selalu menyampaikan protes mereka. Maksud saya, jika tidak, mereka tidak memiliki kesempatan untuk memajukan perjuangan mereka. Orang-orang yang mengikuti pelayaran ini mengatakan pada awalnya mereka diberi izin untuk memasuki perairan Indonesia tapi kemudian izin tersebut dicabut. Jika mereka ditangkap kemudian ditahan, seperti empat tahun yang lalu dimana beberapa warga Australia ditahan selama sembilan bulan karena mendarat disana tanpa visa, hal ini kemungkinan besar akan menyebabkan masalah terkait dengan hubungan Australia-Indonesia?

Bob Carr:
Hal ini tidak akan menimbulkan masalah karena posisi Australia sudah kami nyatakan dan berulang kali saya sampaikan dan saya garisbawahi dengan tegas di setiap kesempatan. Kami sudah lama mengakui kedaulatan Indonesia atas provinsi-provinsi Papua, dan juga, sepengetahuan saya aspirasi penduduk provinsi-provinsi tersebut adalah untuk memiliki otonomi dan kemajuan ekonomi, dan Indonesia bekerjasama dengan para pemimpin dan kedua provinsi tersebut mengenai hal itu. Presiden Yudhoyono telah berkomitmen untuk otonomi dan kemajuan ekonomi. Indonesia sedang bekerja keras untuk mencapai hal itu. Indonesia telah mengungkapkan kepada kami mengenai catatan hak asasi manusia dari pasukan keamanan, tentang administrasinya, bahkan sebelum kita mengangkatnya saat kita mengadakan pertemuan
bilateral dengan Indonesia.

Begini ya, saya tidak bisa memberikan harapan lebih kepada mereka yang melakukan pelayaran ini jika mereka pada akhirnya melanggar hukum Indonesia, selain memberi mereka dukungan konsuler biasa. Hukum Indonesia yang akan diterapkan, dan mereka telah disarankan untuk tidak terlibat dalam aksi berisiko tinggi ini. Hal ini tidak membantu hubungan Australia-Indonesia dan tidak membantu kiprah yang kita jalin dan kami bersama Indonesia menghargai hak asasi manusia di provinsi-provinsi Papua. (GBA/Sumber Foto: Vivanews.com)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.